Medan (Waspada Aceh) – Semangat petani kelapa sawit di Sumatera Utara untuk “hijrah” ke sektor hilir sudah di depan mata. Hal ini terlihat dari kegiatan FGD tiap provinsi sawit selalu mengambil topik sektor hilir dan kemitraan.
Apalagi diketahui 92% petani kelapa sawit menjual hasil panennya kepada agen penjualan yang mengakibatkan tidak terkontrolnya harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit yang sesuai dengan harga penetapan. Untuk mengantisipasi hal itu, perlu penguatan kelompok dan koperasi petani kelapa sawit.
Ketua DPP Apkasindo (Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia) Gulat ME Manurung dalam persiapan Focus Group Discussion (FGD), Selasa (4/10/2022) dengan Penguatan Kelembagaan dan Kemitraan Petani Kelapa Sawit Sumatera Utara digelar di Madani Hotel Medan, Rabu (5/10/2022) hingga, Jumat (7/10/2022).
Manurung mengatakan bahwa pasca kegiatan tersebut harus disusul dengan proposal terkait pembangunan Pabrik Minyak Goreng Sawit (MGS), beserta pengolahan TBS Kelapa Sawit menjadi Crude Palm Oil’s (CPO), Pabrik Pengolahan Minyak Makan Merah (M3) dan Pabrik Pengolahan Pupuk Organik.
“Output FGD kemitraan dan kelembagaan Apkasindo Sumatera Utara berharap agar ke depan benar-benar terjadi kemitraan yang setara antara petani dan pengusaha sehingga hijrahnya petani sawit ke hilir mendapat pendampingan dari korporasi,”, ujar Manurung.
Doktor ilmu lingkungan UNRI (Universitas Negeri Riau) ini juga menambahkan bahwa sebagai generasi kedua petani kelapa sawit, sudah saatnya kesetaraan itu terjadi. Dia meminta kepada seluruh DPD Apkasindo se Sumatera Utara agar berhadir pada kegiatan FGD tersebut agar dapat mendapatkan manfaat dan dapat diimplementasikannya.
“Secara pribadi dan kelembagaan, saya mengundang secara khusus Gapki Sumut agar hadir dalam kegiatan tersebut,” jelas Manurung.
Turut hadir dalam rapat persiapan tersebut, Gus Dalhari Harahap Ketua Harian DPP Apkasindo yang juga Ketua DPW Apkasindo Sumatera Utara dan juga perwakilan dari Apkasindo kabupaten/kota se Sumatera Utara. (*)
