Tapaktuan (Waspada Aceh) – Sate Lolak kini menjadi kuliner pelengkap bagi wisatawan yang menikmati pesona keindahan pantai di Desa Lhok Rukam, Kecamatan Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan.
Gampong ini terletak di pesisir laut yang dikelilingi oleh pegunungan dan sebelah selatannya terbentang pantai putih Samudra Hindia. Setiap hari libur, kawasan ini diramaikan pengunjung.
Sekarang di sepanjang kawasa pantai terdapat banyak kafe. Pengunjung akan melihat kafe saat memasuki pantai di Desa Lhok Rukam. Kafe ini menyediakan beragam menu makanan atau kuliner, salah satunya yang cukup populer adalah sate lolak.
Lolak merupakan siput mata lembu (turbo argyrostoma), sejenis siput yang menempel pada terumbu karang. Masyarakat lokal menyebutnya dengan sebutan lolak.
Pemilik Mutiara Kafe, Fani, kepada Waspadaaceh.com (22/5/2020) mengatakan, sate lolak salah satu menu khas masyarakat Lhok Rukam. Semua kafe yang berada di pinggiran pantai di daerah itu menyediakan menu yang sama.
“Dari menu makanan lain, sate lolak yang paling banyak diminati dan menjadi menu favorit pengujung. Mungkin karena penasaran ya,” katanya.
Sebab, kata Fani, sate lolak ini hanya tersedia di kafe-kefe di Desa Lhok Rukam. Stok lolak tersebut diambil dari nelayan Aceh Selatan.
Pada hari libur, Lhok Rukam dipadati pengunjung hingga tengah malam. Bukan saja pengunjung lokal tapi juga dari luar daerah Aceh.
“Di sini selain menikmati sate lolak, pengunjung juga menikmati pesona pantai Lhok Rukam yang indah. Biasanya kalau hari libur kafe kami tutup hingga jam 12 malam,” jelasnya.
Dalam satu hari, Mutiara Kafe dapat menghabiskan 100 hingga 200 porsi sate lolak. Satu porsi sate lolak dijual Rp15.000 ribu. Selain itu di kafe tersebut juga menyediakan menu lain seperti sate gurita dan kerang.
“Bagi yang penasaran rasa sate lolak dan juga ingin menikmati pesona pantai yang indah, silakan berkunjung ke tempat wisata Lhok Rukam,” katanya. (Faisal)
