Sabtu, Mei 4, 2024
Google search engine
BerandaIDI Aceh Ingatkan untuk Sterilkan TKI yang Masuk Lewat "Jalur Tikus"

IDI Aceh Ingatkan untuk Sterilkan TKI yang Masuk Lewat “Jalur Tikus”

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh, Dr.dr. Syafrizal Rahman, MKes SpOT, meminta pemerintah daerah lebih memperhatikan “jalur tikus” TKI (tenaga kerja Indonesia) ilegal yang pulang dari Malaysia atau Thailand untuk disterilkan.

Tujuannya adalah karena TKI ilegal tersebut menjadi salah satu potensi penyebaran virus COVID-19, yang dibawa mereka dari negara terjangkit seperti Malaysia atau Thailand, kata Syafrizal Rahman, kepada Waspadaaceh.com, Jumat (3/4/2020).

“Banyak laporan dari daerah bahwa gelombang mudik bukan hanya berasal dari Jawa tetapi juga banyak TKI ilegal pulang dari Malaysia. Sementara Malaysia adalah negara terjangkit. Masuknya TKI yang tidak melalui pengawasan KKP, tapi melalui jalur tikus, sangat berbahaya bagi upaya memutus rantai penyebaran COVID-19,” lanjut Syafrizal.

Dokter spesialis ortopedi ini menilai bahwa memperketat dan mensterilkan jalur tikus TKI ilegal ini dapat menekan angka penyebaran virus Corona di Provinsi Aceh. Dia pun meminta agar pemerintah kabupaten lebih serius memperhatikan jalur-jalur tikus tersebut.

Berita Terkait: Awas! Banyak Warga Aceh Pulang dari Malaysia Lewat “Jalur Tikus”

“Pemda diharap untuk terus meningkatkan upaya melawan COVID-19, di samping mengawasi jalur tikus, juga melakukan upaya pengawasan jalur resmi. Sudah saatnya semua yang masuk Aceh didata dan diberi alert card (kartu waspada).”

“Saat ini kita melihat sebagian besar rakyat di desa-desa sudah turut serta bersama-sama melakukan pengawasan,” ujarnya. Menurutnya itu tindakan yang baik dan perlu didukung.

Apalagi, jelasnya, aparat kepolisian juga sangat membantu dalam mengawasi jam malam serta mengawasi pendatang dari luar, terkhusus yang masuk lewat jalur tikus. Namun upaya kepada kelompok ini bukanlah dari sisi hukumnya saja, karena mereka adalah warga kita tetapi lebih ke preventif penularan.

“Sedapat mungkin mereka mau melakukan isolasi diri, jujur melaporkan kondisi kesehatan bila ada gangguan kesehatan. Bahkan bila perlu di Pemda dan aparat keamanan membuat wilayah karantina khusus bagi mereka. Bisa memakai beberapa tempat seperti sekolah kepolisian, sekolah militer atau asrama haji, sampai diyakini mereka bebas COVID-19. Seperti yang dilakukan terhadap mahasiswa Indonesia yang pulang dari Wuhan,” jelasnya.

Apresiasi Petugas Medis dan Lengkapi APD

Dia juga memberikan apresiasi bagi petugas medis, di seluruh Aceh. IDI merasa bangga atas usaha yang tidak kenal lelah para petugas medis yang terus berusaha melawan penyebaranan COVID-19, sebagai benteng pertahanan terakhir melawan Corona virus.

“Kita meminta tenaga medis untuk tetap waspada dan selalu menjaga kesehatan utamanya agar tidak tertular. IDI akan terus berupaya mendesak pihak terkait untuk melengkapi alat pelindung diri (APD) bagi medis. Meskipun kita tahu problem utamanya adalah ketidak-tersedian APD tadi di pasaran, namun semua harus fokus untuk melengkapi ini,” tegasnya. (sulaiman achmad)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER