Minggu, Mei 19, 2024
Google search engine
BerandaAcehBPBA Aceh Hadirkan Peneliti Asing Tsunami Purba

BPBA Aceh Hadirkan Peneliti Asing Tsunami Purba

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mengadakan Seminar Forum Ilmu Kebencanaan, dengan mengusung tema “Paleotsunami Studies” pada minggu kedua September 2019 di Aula BPBA di Banda Aceh.

Acara ini dibuka langsung oleh Kepala Pelaksana BPBA, Sunarwardi, dan dihadiri oleh 90 peserta yang terdiri dari akademisi dan profesi lainnya yang bergerak di bidang kebencanaan. BPBA menghadirkan pemateri, antara lain H.T. Ahmad Dadek, Asisten II Sekda Aceh, Kerry Sieh (Principal Investigator Earth Founding Director, Earth Observatory of Singapore (EOS) dan Patrick DALY (Senior Research Fellow Earth Observatory of Singapore (EOS). Sedangkan Nazli Ismail (Researcher at the TDMRC and Chair of Disaster Science Master Program of Syiah Kuala University) bertindak sebagai moderator.

Asisten II Sekda Aceh, Ahmad Dadek, menyambut baik seminar Forum Ilmu Kebencanaan ini. “we always protect your research in Aceh. we will support all team EOS.Don’t worry be Happy,” gurau Dadek kepada team EOS yang disambut tawa peserta.

Dadek berharap tidak ada warga Aceh yang mengintimidasi para peneliti ini karena yang mereka lakukan juga untuk Aceh. Dia juga berharap ke depan akan ada lagi seminar selanjutnya yang dapat memperkaya pengetahuan masyarakat Aceh terhadap bencana demi menuju Aceh yang tanggap dan tangguh menghadapi bencana di kemudian hari.

Kepala Pelaksana (Kalak) BPBA, Sunawardi, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa Provinsi Aceh memiliki 11 (sebelas) bencana nasional yang harus dapat perhatian dan penanganan khusus dari Pemerintah Aceh.

Dia mengapresiasi hasil penelitian yang dilakukan team EOS di Aceh di Guha Ek Leuthie sebagai salah satu lesson learn untuk masyarakat Aceh. ”Kejadian-kejadian tsunami di Aceh ternyata terjadi berulang dengan periode perulangannya yang sangat beragam,” jelas Sunawardi.

Kajian ini dilakukan dengan ditemukannya Guha Ek Leuntie di pesisir Kecamatan Lhoong, Aceh Besar, tepatnya di Gampong Meunasah Lhok, sekitar 50 kilometer arah barat Banda Aceh. Di dalam materi yang disampaikan, tim dari EOS telah melakukan penelitian tentang jejak tsunami Aceh yang telah terjadi sejak tujuh ribuan tahun silam dan peristiwa itu berulang. Temasuk yang terakhir adalah musibah tsunami tahun 2004 yang meluluhlantakkan sebagaian besar wilayah Aceh dan sekitarnya.

Lanjut Sunawardi, BPBA concern dalam tahun ini sedang melakukan pembebasan lahan warga di sekitar Guha (gua) Ek Luntie, sebagai salah satu upaya menjadikan kawasan itu sebagai geopark tsunami.

Salah satu peneliti, Kerry Sieh, mengemukakan hasil penelitiannya tentang sendimen guha yang membuat decak kagum peserta seminar tersebut. Dia juga menjelaskan sebaran titik aktif tsunami selama periode 1100-1390 M. Penemuan di Desa Lamreh juga sangat menarik perhatian peserta yakni ditemukannya beberapa peninggalan tsunami di dasar tanah seperti keramik China dari Dinasti Yuan (1330-1360).

“We recovered over 60,000 sherds of ceramic material from China, Indonesia, South Asia, Japan, Thailand, Burma, Vietnam, and Syria,” jelas Kerry mencontohkan salah satu bukti tsunami yang ditemukan timnya.

Sedang pada materi kedua lebih kepada analisis kajian rehablitasi dan rekontruksi pasca tsunami di Aceh yang disampaikan oleh Patrick Daly (EOS). Dia menyimpulkan dari kajiannya bahwa relokasi jauh dari paparan bahaya adalah cara yang jelas untuk mengurangi resiko dari bahaya. Patrick melihat bahwa sebagian masyarakat Aceh kembali tinggal di tempat semula, yaitu di pinggiran laut karena beberapa alasan.

Salah satu faktor yang menyebabkan masyarakat Aceh lebih memilih rebuilding dari pada relokasi adalah faktor keuangan, hukum, administrasi mudah, faktor rasa keterikatan batin dengan tempat asal, ingin lebih cepat membangun dan kesulitan bagi para donatur/NGO untuk memberikan lahan baru.

Seminar Forum Ilmu Kebencanaan ini diakhiri dengan sesi tanya jawab dan sesi foto bersama narasumber, peserta dan panitia acara. (Ria/i)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER