Setiap kita memiliki peran, ada satu peran, ada dua bahkan ada yg lebih dari itu.
Ibarat kita sedang berada di pentas atau panggung memerankan sebuah akting, durasi waktu di panggung sudah ditetapkan oleh sang sutradara.
Tugas kita di panggung agar memerankan peran kita dengan sebaik baiknya atau hanya sekaar sandiwara permainan saja alias tidak serius.
Dalam memainkan peran tersebut tentu banyak hal yang kita temui, suka, duka, menangis dan tertawa dan itulah romantika kehidupan.
Tidak ada yang kekal abadi, hidup ini akan terus berputar silih berganti, ketika ada kesulitan pasti kemudahan akan menyertai, ketika bulan sabit pasti bulan purnama kan menanti, ketika jalan mendaki pasti jalan menurun kan kita lalui.
Begitu jugalah dunia ini, ada beberapa musim ketika musim satu sedang berlangsung pasti musim lain akan menyusul. Ketika wabah corona sedang menghampiri sebentar lagi karunia dari Allah SWT yang akan kita dapati.
Ingat musim pasti akan tetap berganti, tinggal kita mendapatkan makna atau tidak ketika musim tersebut terjadi.
Rasulullah SAW pernah bersabda “Khairunnas anfa’uhum linnas, sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi manusia lainnya”. Artinya dari musim ke musim sejauh mana manfaat nya kita bagi sesama.
Dan jika bermanfaat, kepuasanlah yang didapatkan sekitar kita karena memiliki nilai. Akhirnya peran kita menjadi kenangan manis bagi banyak orang.
Pepatah mengatakan, “Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang dan manusia mati meninggalkan nama”. Tentu harapan kita nama yang baik, yang menjadi kenangan.
Mari kita memerankan peran yang menyenangkan dan memiliki makna bagi kehidupan ini dan generasi yang akan datang, sehingga kita bisa mengakhiri peran kita dengan husnul khotimah menutup usia dengan kebaikan.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya.” Dan semuanya pasti akan berakhir. ***
Penulis merupakan Kepala Perwakilan BKKBN Aceh
