Jumat, Mei 3, 2024
Google search engine
BerandaPT Trans Continent, Era Baru Kembalinya Legacy Aceh

PT Trans Continent, Era Baru Kembalinya Legacy Aceh

Banda Aceh (Waspada Aceh)- Ground Breaking (pelatakan baru pertama) pembangunan infrastruktur PT Trans Continent di Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong, Aceh Besar, menandai babak baru bangkitnya ekonomi Aceh.

Wajah-wajah optimis terpancar sepanjang prosesi peletakan batu pertama Pusat Logistik Berikat dan Pergudangan Terpadu PT Trans Continent di Ladong, Aceh Besar pada Sabtu (31/8/2019).

“Apresiasi saya setinggi-tingginya untuk tim PT. PEMA yang dipimpin Pak Rizwanda & Bang Rizal, bersama dengan Tim Trans Continent yang sudah bekerja all out dalam dua minggu untuk mempersiapkan segalanya berkaitan dengan proses hingga terlaksananya acara ini,” kata CEO PT Trans Continent, Ismail Rasyid, mengawali sambutannya

Tujuan dan rencana dari PT.Trans Continent ingin menanam investasi di Aceh, kata pengusaha kelahiran Aceh dan sukses di luar itu, mengaku prihatin atas kondisi perekonomian Aceh pada saat ini yang sangat tertinggal jauh dari provinsi lainnya.

“Sebagai putra daerah saya merasa terpanggil dan berpikir keras untuk bisa bersinergi dan memberikan kontribusi agar ikut berpartisipasi. Paling tidak dalam bidang dan kemampuan saya, yaitu bidang Multi Moda Transport, Logistik & Supply Chain, yang berkaitan dengan industri dan perdagangan di bawah bendera PT. Trans Continent,” papar Alumni Unsyiah ini, yang disambut aplous hadirin.

Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, CEO PT Trans Continent, Ismail Rasyid, Kakanwil Bea Cukai Aceh, Safuadi, Direktur Utama PT Pembangunan Aceh (PEMA), Zubir Sahim dan para pejabat di lingkungan Pemerintah Aceh dan Aceh Besar, bersiap-siap memulai peletakan batu pertama (ground breaking) di KIA Ladong, Aceh Besar, Sabtu (21/8/2019). (Foto/Ulfa)

Trans Continent merupakan perusahaan yang bergerak di bidang multi moda transport, logistics & supply chain dengan core business di bidang industri pertambangan, perminyakan, energy serta perdagangan. Baik domestik maupun internasional yang saat ini sudah memiliki 16 (enam belas) cabang di Indonesia, dua kantor di luar negeri (Australia & Philipina serta Networks di 80 negara.

Ditinjau sisi geografisnya, kata dia, Provinsi Aceh sangatlah strategis, karena berada pada salah satu jalur pelayaran internasional yang terpadat di dunia. Potensi keunggulan posisi strategis tersebut dapat dimanfaatkan dengan kebijakan pengembangan menjadi daerah kawasan industri, perdagangan. Aceh bisa menjadi hub distributor perdagangan dan pariwisata.

Untuk meningkatkan daya saingnya secara global, menurut Ismail, Provinsi Aceh harus mampu memberikan kemudahan kepada prospek investor, memiliki konsep yang jelas dalam jangka panjang, siapapun yang menjadi pemimpin kedepan.

Ada beberapa aspek yang perlu mendapat perhatian, seperti;

Kepastian HUKUM: “Penyederhanaan prosudur perijinan (Khusus di Bidang Kepabeanan saya sudah mendapatkan respon yang luar biasa dan sekali lagi apresiasi saya kepada bapak Kakanwil Bea Cukai yang telah memberikan feedback yang sangat cepat untuk PLB ini. Saya hanya mengirim permohoan lewat Whats Apps dari Australia dan langsung diresponse dan diproses, semoga diikuti oleh departemen lainnya,” lanjut Ismail Rasyid.

Insentif Perpajakan: Keberadaab prasarana, jalan, bandara, pelabuhan, dan telekomunikasi untuk memperlancar arus mobilisasi orang dan juga barang serta informasi. Baik arus bahan baku maupun barang jadi.

Menyiapkan tenaga-tenaga kerja yang trampil di bidangnya yang mempunyai kompetensi tertentu

Fasilitas kawasan/infrastruktur lainnya yang memadai

“Dengan sinergitas yang baik dan solid, seluruh pihak dan masyarakat Aceh, secara bersama sama akan mampu membangun kembali Legacy Aceh, masa kejayaan Aceh yang pernah ada, yaitu Aceh yang makmur dan sejahter. Mari kita raih kembali,” kata Ismail lantang.

Menurut dia, hampir semua investor lebih tertarik dan memilih untuk datang dan berusaha di mana tempat yang sudah siap dengan segala infrastruktur dan kenyamanan berusaha, agar bisa cepat mencapai break even point dan keuntungan yang diharapkan. “Ini adalah hal yang sangat biasa.”

“Namun kali ini saya ingin memulai sesuatu yang sedikit berbeda, karena saya melihat Aceh ini memiliki segala resource yang luar biasa namun belum dikelola dan dimanfaatkan secara maksimal untuk bisa memberikan nilai tambah secara ekonomis,” ujarnya.

Dia melanjutkan, Aceh memiliki sumber daya alam seperti minyak bumi, gas, batu bara, emas, sumber daya laut yang dan komoditi yang melimpah dan potensi pariwisata. Namun hampir secara keseluruhan potensi itu masih diambil dan dijual dalam bentuk bahan mentah, belum ada pengolahan untuk dapat memberikan nilai tambah.

Untuk itu, Ismail berseru, Trans Continent hadir di Aceh dengan mulai membangun Pusat Logistik Berikat dan Pergudangan Terpadu. Tujuan semua itu untuk memberikan nilai tambah terhadap produk unggulan yang ada di Aceh agar secara bertahap tidak lagi ekspor dalam bentuk raw material, tapi diolah terlebih dahulu sebelum diekspor.

“Atau sebagai transit hub barang yang sudah diolah di luar kawasan untuk tujuan ekpor.”

Kalau dikaji, ungkap dia, tingkat pertumbuhan penduduk yang cepat akan mempengaruhi percepatan penambahan jumlah angkatan kerja yang memerlukan terciptanya lapangan kerja baru.

Namun, tambahnya, kalau kita lihat pertumbuhan investasi di Aceh adalah sangat kecil dan lambat serta tidak seimbang dengan pertumbuhan angkatan kerja. Maka yang akan terjadi, ujarnya, bertambahnya angka penganguran. Tentu nantinya akan memberikan efek sosial yang tinggi serta bisa mengarah kepada meningkatnya jumlah penduduk miskin, juga naiknya tingkat kriminalitas dan efek sosial lainnya.

“Kita harus  menyadari bahwa membangun Aceh ini tidak bisa dilakukan hanya oleh sekelompok orang, apalagi sendirian. Juga tidak mungkin bisa bergerak dan berubah dalam satu malam. Namun perlu dilakukan secara  bersama-sama demi tercapai nya tujuan pembangunan & pertumbuhan ekonomi yang selaras dengan yang kita harapkan,” tutup Ismail Rasyid.

Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah angkat salut dan memberi apresiasi yang luar biasa kepada Ismail Rasyid. Plt Gubernur mengatakan langkah kecil ini akan menghasilkan langkah besar untuk membangun perekokomian Aceh.

Kakanwil Bea dan Cukai Aceh, Safuadi dan Presiden PT Pembangunan Aceh, Zubir Sahim, ikut menaburkan benih optimisme tantang kemajuan ekonomi Aceh, setelah sektor industri Aceh dapat berbicara ke depan diawali dengan prosesi ground breaking PT Trans Continent ini. (Aldin NL)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER