Banda Aceh (Waspada Aceh) – Ketua Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf Indonesia (MPTT-I) Aceh, Teugku H.Kamaruzzaman, mengatakan, masyarakat semakin paham akan keberadaan MPTT-I di Aceh.
Terbukti, saat ini bermunculan di media sosial dan kalangan masyarakat luas terhadap keberadaan MPTT-I semakin baik lantaran pemberitaan yang muncul diberbagai media tentang MPTT-I semakin positif, kata Tgk.Kamaruzzaman dalam acara temu pers di markasnya Gampong Pango Raya, Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh, Selasa (26/01/2021).
Temu pers dirasa sangat istimewa, karena langsung dihadiri oleh Abuya Syech H.Amran Waly Al-Khalidy (Pimpinan MPTT-I Asia Tenggara). Turut hadir juga H.Tgk.Syukri Daud (Abi Pango), Tgk.H.Sahal Tastary, Ketua Umum Pimpinan Pusat MPTT-I, dan sejumlah pengurus lainnya.
Kata Tgk.Kamaruzzaman, saat ini hampir sepuluh ribu jama’ah diseluruh Aceh atau ribuan jama’ah lain diberbagai propinsi di Indonesia juga di Asia Tenggara dapat menikmati ibadah dengan tenang karena masyarakat semakin paham akan keberadaan tauhid tasawuf baik langsung maupun yang disajikan lewat media – media sosial serta media siber/online, media cetak, televisi dan radio selalu dalam bahasa yang menyejukkan.
“Oleh karena itu, MPTT-I di Aceh yang telah di akui keberadaannya hingga dibelahan negara di Asia, memberikan apresiasi terhadap media dan masyarakat yang telah mensyiarkan kebenaran akan keberadaan Pengkajian Tauhid Tasawuf yang semakin diminati oleh masyarakat sebagai bekal menghadapi hari akhirat,” tutur Tgk. Kamaruzzaman.
Dikatakan, walaupun sebelumnya, sempat tersiar kabar atau hujatan miring yang bermunculan karena disebabkan ada beberapa kalangan yang belum mengenal ajaran dari Abuya H. Amran Waly Al-Khalidy. “Bahkan ada kalangan mengartikan secara sepotong-sepotong ajaran Tauhid Tasawuf dari Abuya H. Amran Waly Al-Khalidy,” ucapnya.
Bahkan, sebut Kamruzzaman, telah terjadi beberapa kali aksi anarkis dengan membakar nama posko MPTT oleh kelompok anti MPTT, serta menyerang jamaah ketika hendak melakukan zikir.
Kecuali itu, lanjut Kamaruzzaman, dalam perjalanan pengkajian tauhid tasawuf ini, pihak pengurus bersama guru-guru dari dayah-dayah yang mendukung MPTT pernah juga melakukan audiensi dengan Gubernur Aceh untuk menyampaikan dinamika yang dihadapi para jamaah tauhid tasawuf di Aceh.
Audensi juga dilakukan MPTT ke Polda Aceh serta instansi pemerintah lainnya untuk menjelaskan keberadaan MPTT-I di Aceh, sehingga saat ini suasana sejuk mulai menyelimuti para jamaah. Bahkan kenyamanan semakin dirasakan oleh seluruh jamaah MPTT-I dan masyarakat yang selalu bergabung dalam setiap momen ceramah dan Zikir Rateeb Seribee.
Tgk.Kamaruzzaman juga menyebutkan, bahwa keberadaan MPTT-I di Aceh sudah hampir 20 tahun dan kini sudah mendapatkan pengesahan Badan Hukum oleh Kemenkumham sebagaimana Surat Keputusan Nomor AHU-00764 AH.01.07 Tahun 2016 tanggal 21 Oktober 2016 tentang Pengesahan Pendirian Badan Hukum Perkumpulan Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf Indonesia Abuya Syekh Haji Amran Waly Al-Khalidy.
Di sela-sela dialog dengan insan pers, Abuya Syech H.Amran Waly Al-Khalidy yang juga Pimpinan MPTT-I Asia Tenggara, menjelaskan keberadaan MPTT-I dengan ajaran tauhid tasawufnya. Bahkan, Abuya juga mengatakan, ada ulama di Aceh ini yang setuju dengan keberadaan MPTT-I dan ada juga ulama yang tidak setuju.
“Yang tidak setuju menganggap bahwa ajaran tasawuf yang diajarkan Abuya dinilai sangat tinggi dan tidak diterima oleh akal, padahal ilmu tasawuf itu tidak tinggi dan itu merupakan perintah Allah untuk kita amalkan,” tutur Abuya.
Dialog pengurus MPTT-I Aceh dengan tema “memperkuat kemitraan antara MPTT-I dengan media agar melahirkan informasi yang tabayyun”, itu juga dilakukan peresmian kantor Media, tauhidirfarni.com. (t.mansursyah)