Kamis, September 19, 2024
BerandaNasionalKetua PKK: Ayah Berperan Penting dalam Pencegahan Stunting

Ketua PKK: Ayah Berperan Penting dalam Pencegahan Stunting

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Pejabat Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Aceh Ayu Marzuki, mengatakan masalah stunting tidak hanya fokus pada peran ibu, tetapi juga ayah berperan penting mencegahnya.

“Penyebab stunting itu sangat kompleks. Karena itu, penanganan stunting tidak hanya fokus pada peran ibu, tetapi juga ayah memiliki peran yang sama penting dalam pencegahan stunting di dalam keluarga,” kata Ayu Marzuki dalam keterangan tertulis di Banda Aceh, Sabtu.

BACA: Wapres Berharap Target Prevalensi Stunting 14 Persen pada 2024 Tercapai

Hal itu disampaikan Ayu Marzuki saat hadir sebagai narasumber pada Aceh Bicara di TVRI bersama Kepala Perwakilan BKKBN Aceh Sahidal Kastri dan Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Aceh Elvira Wahyuni.

Menurut Ayu Marzuki, persoalan stunting tidak saja soal gizi kronis, sanitasi yang buruk, dan pola asuh yang salah di dalam keluarga. Akan tetapi juga persoalan bagaimana perang orang tua, baik ibu maupun ayah.

BACA: TNI AD Bersinergi dengan Bidan Percepat Penurunan Stunting

“Sangat penting melibatkan peran ayah dalam pencegahan stunting. Ayah memiliki peran yang sama penting dengan ibu. Sebab, ayah memiliki kekuasaan untuk membuat keputusan terhadap layanan kesehatan yang dapat diakses keluarga, termasuk dalam hal asupan gizi,” kata Ayu.

Untuk itu, menurut Ayu, kesehatan ibu dan anak sangat berkorelasi dengan peran ayah. Sebab, menurutnya lagi, ayah memiliki pengaruh dalam mengambil dan membuat keputusan bagi keluarga.

Oleh karena itu, kata Ayu, perlu ayah siaga untuk membantu dan mengingatkan istri yang sedang hamil agar cek kandungan dan mendorong istri untuk membawa anak ke posyandu, menimbang dan mengukur tinggi badan, serta vaksinasi.

BACA: Rumah DataKu, Embrio Data Penurunan Stunting

Selanjutnya, Ayu mengatakan masih banyak orang tua kurang memahami apa itu stunting. Untuk itu orang tua harus diberi pemahaman apa itu stunting, bahaya, dan pencegahannya.

Untuk itu sarannya, penting bagi orang tua mengetahui pola asuh, membangun kedekatan orang tua dengan anak, pola hidup bersih, sehat, faktor lingkungan, dan kemudian kesehatan.

Ketika orang tua sudah memahami pola asuh, maka akan menjadi orang tua hebat. Kalau sudah ada konsep itu, kata Ayu, maka orangtua membesarkan anak dengan penuh tanggung jawab.

“Orang tua juga harus mempunyai pengetahuan apa yang baik untuk anak, misal pola makan. Anak stunting susah sekali makan sayur dan buah. Biasanya pola makan anak yang susah makan sayur dan buah, ikut pola makan kedua orang tuanya,” ujar Ayu Marzuki.

BACA: Percepat Penurunan Stunting, Pemerintah Libatkan Tokoh Agama

Kepala Perwakilan BKKBN Aceh Sahidal Kastri mengatakan perlu membangun komitmen para pihak dalam upaya pencegahan dan percepatan penurunan stunting di Aceh.

Menurutnya, jika komitmen tidak ada, maka akan sulit menggerakkan masyarakat dan lintas sektor lainnya untuk melakukan upaya pencegahan dan percepatan penurunan stunting.

“Bukan saja membangun komitmen, tetapi juga perlu sinergitas lintas sektoral. Ini harus kita perkuat, baik di tingkat pemerintahan gampong, kecamatan, hingga kabupaten kota, maupun ke instansi layanan kesehatan masyarakat.”

“Semua harus saling berkoordinasi untuk memastikan pelayanan kesehatan dari hulu hingga ke hilir tersebut dapat berjalan sesuai yang diinginkan,” ucapnya.

Sahidal juga mengingatkan soal data dalam satu pintu. Di mana sistem pelaporan atau penginputan data harus dilakukan secara intens dan berkala,

Kemudian, kegiatan posyandu di setiap desa harus lebih pro aktif untuk memastikan balita mendapatkan vaksinasi dasar lengkap serta memantau tumbuh kembang anak, serta pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil.

“Masalah stunting di Aceh kompleks sekali. Dari saya lihat sendiri, kelemahan kita masalah lingkungan dan sanitasi yang buruk serta memberi ASI kita masih rendah. Ini juga penyebab stunting,” bebernya.

BACA: BKKBN: Atur Jarak Kelahiran Cegah Stunting

Ketua IBI Aceh Elvira Wahyuni mengatakan masalah lain yang dihadapi dan mengapa sulit dilakukan pencegahan dan penurunan stunting, kurang adanya dukungan dari keluarga dan tokoh masyarakat.

“Hambatan yang kami hadapi yaitu kurangnya dukungan dari keluarga dan tokoh masyarakat, sehingga upaya yang dilakukan pun harus mentok,” katanya.

“Bicara stunting, bicara keroyokan program, serta perlu dukungan semua pihak, saat kami melakukan intervensi kepada keluarga berisiko stunting. Kalau bidan yang bicara, ilmu ada, tetapi kekuatan belum ada,” pungkas Elvira.

Waspada Aceh on TV

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER