Jumat, Maret 29, 2024
Google search engine
BerandaCoffee Morning bersama Wartawan, Pangdam: Jangan Ada yang Usik Perdamaian Aceh

Coffee Morning bersama Wartawan, Pangdam: Jangan Ada yang Usik Perdamaian Aceh

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Tidak menunggu lama setelah memegang tongkat komando, Pangdam Iskandar Muda (IM) Aceh, Mayjen TNI Achmad Marzuki, menggelar coffee morning bersama wartawan media cetak, tv dan media online di Makodam IM, Kamis (17/12/2020).

Pangdam yang baru dua bulan bertugas di Kodam Iskandar Muda itu, pada acara ini didampingi sejumlah perwira Kodam dan Kapendam Kolonel Sudrajat. Sedangkan dari wartawan tampak para pimpinan media dan pimpinan organisasi, seperti PWI Aceh, AJI, IJTI dan SMSI (Serikat Media Saiber Indonesia) Aceh.

Coffee morning diawali dengan memutaran video tentang perjalanan karir Mayjen TNI Achmad Marzuki, perwira tinggi TNI-AD lulusan Akademi Militer (Akmil) 1989. Pria kelahiran Bandung, Jawa Barat, 24 Februari 1967 ini, memiliki karir panjang di Kostrad.

Jabatan Ir Kostrad baru diembannya 3 bulan sejak Juli lalu. Ir Kostrad adalah struktur baru di tubuh TNI yang merupakan validasi organisasi.

Sebelumnya jenderal berbintang dua TNI ini menjabat Panglima Divisi Infanteri (Pangdivif) 3 Kostrad di Gowa, Sulawesi Selatan. Ternyata, waktu tiga bulan sudah cukup waktunya menjadi orang nomor satu di Komando Iskandar Muda per 18 November 2020.

Pangdam Iskandar Muda (IM) Aceh, Mayjen TNI Achmad Marzuki, foto bersama dengan para pimpinan media dan wartawan Aceh, usai menggelar coffee morning bersama wartawan media cetak, tv dan media online di Makodam IM, Kamis (17/12/2020). (Foto/Ist)

Usai pemutaran video, Achmad Marzuki sharing kepada media soal opini yang dibangun media massa tergantung dari sudut pandang media. Terkait dengan keutuhan berbangsa dan bernegara, Pangdam juga menyebut, perdamaian yang dirasakan rakyat Aceh sebagai buah dari MoU Helsinki, harus terus dirawat.

“Jangan ada pihak-pihak yang merusak kerukunan dan perdamain di Aceh,” tegas Pangdam IM ini.

Dalam kesempatan itu Pangdam yang mengaku kuliah di komunikasi itu juga memaparkan tentang pengaruh komunikasi, baik yang datang bersumber dari media mainstream atau media sosial (medsos).

“Mengingat banyaknya media yang telah memengaruhi jagat informasi dan dengan mudahnya kita memperoleh informasi, posisi media mainstream sekarang lebih berat. Karena banyak media hoax yang dengan mudah mengirim atau memosting berita-berita dengan cepat dengan sumber bermacam-macam pula,” kata Pangdam mengingatkan.

“Kalau mau berita yang akurat kita harus pilih media mainstream yang sudah terverifikasi,” lanjut Pangdam Mayjen TNI Achmad Marzuki.

Dia minta media mainstream untuk membantu Kodam mengarahkan sudut pandang positif untuk sama- sama membangun Aceh.

Pangdam berterima kasih atas pemberitaan pada 4 Desember (HUT GAM) kemarin, sangat menyejukkan. “Saya ucapkan terima kasih kepada media,” ujarnya. Juga soal berita-berita penurunan angka COVID-19 Aceh.

Lebih satu jam, Pangdam dalam parannya bercerita saat menjadi Danrem 151 Binaiya Ambon. Ketika itu dia berhasil menghimpun kekuatan pemuda Ambon, yang awalnya difasilitasi untuk kongkow-kongkow (berbincang).

“Saya ingin di Kodam ini ada tempat kongkow-kongkow untuk jurnalis dan pemuda. Tapi bukan seperti media center,” tutup Mayjen TNI Achamd Marzuki. (B01)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments