Jumat, Mei 3, 2024
Google search engine
BerandaWapres JK di Unsyiah: Ciptakan Inovasi dan Perubahan Fundamental

Wapres JK di Unsyiah: Ciptakan Inovasi dan Perubahan Fundamental

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, mengharapkan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, terus memberikan dukungan untuk pembangunan Aceh.

“Pak Jusuf Kalla, merupakan pribadi yang punya andil besar dan tokoh aktif yang memperjuangkan terwujudnya perdamaian Aceh,” ucap Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah di hadapan Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang berkunjung di Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh, Senin (2/9/2019).

Plt Gubernur Nova juga mengucapkan terima kasih atas jasa-jasa Jusuf Kalla (JK) bagi pembangunan Aceh.

Nova berharap JK terus memberikan dukungan agar Aceh dapat terus berbenah dan giat melakukan perbaikan di berbagai sektor pembangunan.

Wapres JK ke Aceh dalam rangka ulang tahun Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) yang ke 58. Selama di Unsyiah, JK juga meresmikan gedung 7in1, proyek pembangunan yang didukung Kerajaan Arab Saudi lewat Yayasan Saudi untuk Pembangunan atau The Saudi Fond for Development.

Unsyiah resmi berdiri pada 2 September 1961. Tanggal itu merupakan tonggak sejarah penanda dimulainya pembangunan kampus Darussalam, tepatnya pada 2 September tahun 1959 oleh Bapak Pendidikan Aceh, (almarhum) Prof Ali Hashimy. Oleh mantan Gubernur Aceh itu, tanggal 2 September kemudian ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Daerah Aceh.

Wapres Jusuf Kalla, dalam orasi ilmiahnya mengatakan, kemajuan zaman terjadi begitu cepat. Di zaman yang sangat dinamis ini, kata JK, perubahan terjadi begitu cepat. Karena itu, dia berharap agar mahasiswa dan akademisi terus menciptakan inovasi dan melakukan perubahan secara fundamental.

“Semua punya kemampuan teknologi, tinggal cara terbaik untuk menghadapi masa depan yang lebih baik. Program fundamental hanya dapat dicapai oleh kita yang mau berubah secara fundamental,” kata Wapres JK.

Mahasiswa dan akademisi, kata JK, harus merespon segala perubahan lewat riset di tengah kemajuan dunia teknologi. Perubahan mendasar dari teknologi haruslah ditanggapi dengan kreativitas tinggi dan inovatif dari mahasiswa.

Dia memberi kiasan bahwa berbagai penemuan dunia yang dilakukan oleh mereka yang notabenenya tak lulus kuliah. “Tidak tamat saja mereka hebat, apalagi kalau tamat. Akan lebih hebat dan itu harapan saya,” kata dia.

Jusuf Kalla yakin di tangan anak mudalah kehidupan bangsa dapat diubah. “Anda punya potensi itu, lakukan dengan baik.”

Rektor Unsyiah Samsul Rijal mengatakan, dalam usianya yang ke 58, kiprah Unsyiah mulai diperhitungkan di level nasional bahkan internasional. Lompatan prestasi kampus dimulai empat tahun lalu, ketika Unsyiah mendapatkan akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional. Usai itu, Unsyiah juga meningkatkan statusnya menjadi Perguruan Tinggi Negara Badan Layanan Umum (PTN-BLU).

“Pencapaian lain adalah masuk dalam delapan universitas terbaik di Indonesia berdasarkan perangkingan Webometrics dan tujuh besar menurut Scimago Institutions Rangkings,” kata Samsul Rizal.

Namun menurut Science and Technology Index (Sinta) Kemenristekdikti, Unsyiah berada di peringkat 14 secara nasional atau secara umum berada di rangking ke 23 di antara perguruan tinggi lainnya secara nasional.

Salah satu upaya mengembangkan kapasitas program studi, kata Samsul, adalah penguatan kapasitas program studi. Saat ini terdapat 135 program studi di bawah 12 fakultas dan program pascasarjana.

Sebanyak 37 di antaranya telah berakreditasi A. Saat ini tercatat ada 29.268 ribu mahasiswa yang tercatat belajar di Unsyiah. Di antara mereka 68 orang adalah mahasiswa yang berasal dari mancanegara.

Samsul Rizal melaporkan, setiap tahunnya Unsyiah meluluskan enam ribu lulusan. “Jumlah alumni Unsyiah telah mencapai 126.649 ribu orang,” kata dia.

Sepanjang tahun 2019, Unsyiah mencatat 66 torehan prestasi, di antaranya adalah 10 prestasi tingkat internasional dan 26 prestasi tingkat nasional.

Selain itu, lanjut Samsul, Unsyiah punya kapasitas pengajar sebanyak 1.595 orang dari berbagai bidang keilmuan serta 684 tenaga kependidikan. Dari angka itu, 64 orang di antara tenaga pengajar telah mencapai jabatan profesor.

Samsul Rizal berharap di usia 58 tahun Unsyiah, kampus Jantong Hate Rakyat Aceh itu terus berkembang, terus menjadi kebanggaan dan benar-benar menjadi universitas yang inovatif, mandiri dan terkemuka. (b01)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER