Kamis, April 25, 2024
Google search engine
BerandaAcehUnicef Dorong Replikasi dan Keberlanjutan Pengentasan Gizi Buruk di Aceh

Unicef Dorong Replikasi dan Keberlanjutan Pengentasan Gizi Buruk di Aceh

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Pemerintah Aceh dan UNICEF (United Nations International Children’s Emergency Fund)
mengajak 8 kabupaten/kota untuk saling belajar mengenai berbagai praktik baik dalam pencegahan dan pengentasan malnutrisi ibu dan anak di Aceh.

Kegiatan workshop closing program ini mengusung tema “Anak Sehat, Aceh hebat,” yang juga menggandeng LSM di Aceh seperti Flower Aceh dan PKBI Aceh. Kegiatan ini dilaksanakan pada 7-8 Desember 2021, di Grand Permata Hati Hotel Banda Aceh.

Kegiatan ini juga diikuti oleh hampir 100 orang perwakilan lintas sektor provinsi dan kabupaten kota.

Kepala Bidang Pengendalian Evaluasi dan Pembangunan Bappeda Aceh, Reza Saputra, menyatakan malnutrisi masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi Pemerintah Aceh. Data Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Aceh berada pada angka 37.1 persen, tertinggi ketiga di Indonesia.

Untuk itu, lanjut Reza, saat ini kerja sama Pemerintah Aceh dengan UNICEF Indonesia telah sejalan dengan target Pemerintah Aceh dalam RPJM, yakni menurunkan prevalensi stunting kurang dari 20 persen serta menekan balita gizi buruk dari 2.6 persen menjadi 2.1 persen dan balita gizi kurang dari 14.1 persen menjadi 11.8 persen.

Program tersebut menitikberatkan pada integrasi lintas sektor, mulai dari kesehatan, gizi, sanitasi dan kebersihan lingkungan, pengasuhan hingga perlindungan sosial, mengingat malnutrisi anak disebabkan oleh berbagai faktor.

Hasilnya, lanjut Reza, hingga November 2021, lebih dari 28 ribu pengasuh baduta telah menerima konseling pemberian makanan bayi dan anak. Kemudian 344 desa telah menerapkan modul kelas pengasuhan positif, 1.078 kesehatan telah memiliki tenaga yang terlatih dalam pelayanan terpadu bagi balita sakit. Selanjutnya 269 desa terverifikasi bebas dari buang air besar sembarangan (BABS) dan sekitar 5.000 anak menerima bantuan universal yang terintegrasi dengan sistem kesehatan setiap tahunnya sejak 2019.

“Banyak hal yang dapat kita pelajari dan perbaiki, termasuk upaya pertukaran pengalaman dan pengetahuan tentang berbagai hal teknis, dan juga strategi, pendekatan baru yang dapat kita coba di daerah masing-masing,” lanjut Reza.

Kepala UNICEF Perwakilan Aceh, Andi Yoga Tama, mengatakan pihak UNICEF terus mendukung pemerintah Aceh dalam pengentasan malnutrisi terintegrasi.

Pihaknya telah mendampingi 8 kabupaten/kota yang turut hadir dalam acara tersebut diantaranya melalui intervensi langsung; Aceh Jaya, Aceh Singkil, Sabang dan Simeulue dan melalui intervensi tidak langsung; Aceh Selatan, Gayo Lues, Nagan Raya dan Pidie untuk menekan angka kasus malnutrisi di Aceh.

Lanjut Andi, acara tersebut berlangsung dengan diskusi substantif terkait berbagai inovasi lintas sektor.

“Beberapa diantaranya yakni skema perlindungan sosial Geunaseh di Sabang yang meningkatkan kunjungan ke Posyandu dengan mendistribusikan bantuan sebesar Rp150 ribu tiap bulannya bagi anak usia 0-6 bulan,” tuturnya.

Andi menambahkan, di Aceh Jaya, pelayananan konseling berbasis komunitas terkait pemberian makan bayi dan anak membantu para orang tua untuk menentukan asupan terbaik bagi sang anak. Pembiayaan berbasis komunitas juga mendorong banyak desa di Aceh Jaya terbebas dari praktik BABS.

Sementara di Simeulue, kelas pengasuhan positif dengan konteks lokal juga turut membantu orang tua memahami berbagai isu terkait kesehatan dan kesejahteraan anak.

Dalam sektor kesehatan, peningkatan kualitas pelayanan, perencanaan dan pembiayaan Puskesmas hingga digitalisasi data Posyandu juga turut berkontribusi pada deteksi dan penanganan kasus malnutrisi ibu dan anak sedini mungkin.

Sementara itu dr. Natasya Phebe, Nutrition Officer UNICEF Perwakilan Aceh, menyampaikan bahwa selama ini Aceh sudah lebih maju dalam pengentasan malnutrisi.

Tambahnya, dengan kegiatan ini yang diharapkan ada komitmen dari pemerintah dari keberlanjutan dan bisa diterapkan oleh kabupaten kota lainnya.

“Dengan adanya target pengentasan malnutrisi ini, tentunya dengan pergerakan dan inovasi masing-masing supaya bisa menunjukan hasil yang baik. Semoga bisa direplikasikan di kabupaten/kota lainnya,” tuturnya. (Cut Nauval d)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER