Banda Aceh (Waspada Aceh) – Sebanyak 81 dosen Universitas Abulyatama (Unaya) hingga kini belum menerima tunjangan Sertifikasi Dosen (Serdos) yang seharusnya disalurkan setiap tanggal 10 oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XIII Aceh.
Rektor Unaya, Dr. Nurlis Effendi, mengecam keterlambatan tersebut dan menyebut tindakan LLDIKTI Aceh sebagai bentuk kezaliman.
“Itu hak dosen. Apakah hendak memperkeruh keadaan? Itu perbuatan zalim,” ujar Nurlis di Banda Aceh, Jumat (25/4/2025).
Menurut Nurlis, tunjangan Serdos merupakan bentuk apresiasi negara atas kinerja dan prestasi para dosen yang telah bersertifikasi. Ia mempertanyakan alasan LLDIKTI Aceh menahan hak tersebut, yang dinilainya sangat tidak profesional.
“Sikap itu tidak profesional. Apa hubungannya konflik di kampus dengan profesionalisme seorang dosen? Mengapa mereka membenamkan para dosen ke dalam konflik itu?” lanjut Nurlis.
Ia menyebut bahwa LLDIKTI Aceh secara terang-terangan telah menempatkan diri di tengah konflik internal kampus, bahkan dianggap ikut memperkeruh situasi.
“Lembaga yang seharusnya memberi solusi, kini malah sangat terlihat ikut memperkeruhnya,” kata Nurlis.
Ia juga menyoroti peran Kepala LLDIKTI Aceh, Dr. Rizal Munadi, yang dinilai turut menyeret lembaga tersebut ke dalam pusaran konflik.
“Kami sudah dua kali berkunjung secara resmi ke LLDIKTI Aceh, begitu juga para dosen dan mahasiswa, untuk mempertanyakan status penyelenggaraan Universitas Abulyatama,” ungkap Nurlis.
Dari hasil pertemuan itu, kata Nurlis, LLDIKTI Aceh mengakui bahwa legalitas penyelenggaraan Unaya berada di tangan Yayasan Abulyatama Aceh, sebagaimana ditegaskan dalam Keputusan Kemendiktisaintek Nomor 304/KPT/I/2019 tanggal 30 April 2019.
Namun, pihak rektorat demisioner disebut menolak kenyataan tersebut.
“Mereka tak sanggup menerima kenyataan. Mungkin sudah terlalu lama menikmati jabatan, sehingga terlalu pahit untuk meninggalkannya,” kata Nurlis.
Ia juga menyayangkan sikap pembiaran oleh LLDIKTI Aceh atas konflik yang bahkan telah menimbulkan kekerasan fisik dan korban jiwa.
“Hingga kini, LLDIKTI tidak bersikap,” ujarnya.
Kini, dengan ditahannya tunjangan Serdos bagi 81 dosen Unaya, Nurlis menilai ada gerakan yang terstruktur, sistematis, dan masif untuk memperkeruh suasana.
“Ini harus segera diselesaikan. Mereka harusnya membangun dunia pendidikan, bukan menghancurkannya,” tegas Nurlis.
Kepala LLDIKTI Aceh, Dr. Rizal Munadi, saat dikonfirmasi Waspadaaceh.com belum merespon hingga berita ini ditayangkan. (*)