Sabtu, April 20, 2024
Google search engine
BerandaLaporan KhususTren Penjualan Hampers Meningkat Saat Momen Lebaran Berkat Platform Digital

Tren Penjualan Hampers Meningkat Saat Momen Lebaran Berkat Platform Digital

“Tren pemberian hampers ternyata menjadi salah satu jalan bagi beberapa merk lokal untuk membuat sesuatu yang unik dan juga ramah di kantong agar menarik perhatian konsumen”

————

Tradisi mengirimkan hantaran seperti hampers masih menjadi pilihan masyarakat agar tetap terhubung dengan orang-orang terdekat, memberikan dukungan hingga merayakan hari-hari besar seperti Idul Fitri, Natal dan tahun baru.

Belakangan ini tradisi tersebut mengalami tren peningkatan terutama saat momen perayaan hari besar dan terlebih ketika pandemi COVID-19 menyerang dunia dan juga Indonesia.

Tradisi berkirim hampers pun sering kita lihat di laman media sosial. Sebagian besar masyarakat mengunggah momen tersebut di instastory-nya, terlebih saat hampers yang diberikan ataupun diterima sangat memikat dan enak dilihat.

Tren pemberian hampers ini juga ternyata menjadi salah satu jalan bagi beberapa merk lokal untuk membuat sesuatu yang unik dan juga ramah di kantong agar menarik perhatian konsumen.

Mereka yang merasakan peningkatan keuntungan sangat dahsyat ketika tren pemberian hampers adalah tiga merk lokal, yaitu Toko Kopi Gayo, Pipiltin Cocoa dan Endorphins Cookie.

Penasaran bagaimana cerita dari ketiga merk lokal tersebut? Berikut adalah rinciannya.

1. Toko Kopi Gayo

Kopi sudah menjadi minuman yang tidak bisa terlewatkan bagi sebagian orang. Tidak heran jika Toko Kopi Gayo menjadi salah satu merk kopi lokal yang meraih banyak keuntungan di tengah pandemi, terutama berkat penjualan hampers secara online.

Iwan Aramiko sebagai pemilik Toko Kopi Gayo menjelaskan bagaimana perjalanannya membangun Toko Kopi Gayo sejak akhir 2012. Iwan mencoba menjual kopi dalam bentuk kemasan kecil saat dia tinggal di Aceh dan baru mulai bergabung dengan platform e-commerce pada 2016.

Iwan mengaku banyak terbantu dengan adanya platform e-commerce, salah satunya yaitu Tokopedia yang Ia gunakan untuk berjualan online. Iwan turut mengatakan fasililtas gudang pintar milik Tokopedia, Dilayani Tokopedia, sangat memudahkan bisnisnya dalam melakukan penambahan dan pengiriman stok melalui gudang terdekat dari lokasi pembeli dengan biaya yang terjangkau.

Sama seperti merk lokal lainnya, selama bulan Ramadan, Toko Kopi Gayo pun turut mengalami peningkatan pesanan yang cukup signifikan. “Kira-kira dua bulan lalu sekitar Rp30 juta-an, bulan Ramadan ada peningkatan sekitar Rp40 juta-an,” kata Iwan.

“Ya ada beberapa riset yang kita baca, penjualan di platform e-commernce meningkat di bulan puasa dan kopi cukup diminati, dari riset itu kita bikin stok banyak secara online. Selain itu, dengan adanya platform e-commerce, kami jadi bisa menjangkau customer yang tadinya hanya di sekitar Aceh menjadi seluruh Indonesia.” paparnya.

2. Pipiltin Cocoa

Irvan Helmi, pendiri Pipiltin Cocoa mengungkapkan pada tahun ini pendapatan dari bisnis hampers naik sebesar 3 kali lipat dibandingkan tahun lalu. Hal yang paling unik adalah ketika Pipiltin Cocoa mendapatkan konsumen yang justru sebelumnya tidak pernah memesan Pipiltin Cocoa.

“Kami sengaja launching paket hampers secara online di platform e-commerce. Berkat ini, kami melihat kenaikan jumlah pembeli online yang meningkat drastis. Customer baru juga kami lihat belanja di Pipiltin Cocoa secara online,” kata Irvan di Jakarta.

Produk yang ditawarkan pun sangat beragam. Salah satu yang paling laris adalah cokelat bar dengan beberapa varian rasa. “Karena hampers kami Indonesia banget rasanya, ada beberapa single origin cokelat kami yang banyak kehabisan. Permintaan pun meningkat tajam sampai 3-4x lipat dari biasanya,” tambah Irvan.

Pipiltin Cocoa yang merupakan brand cokelat asli Indonesia ternyata bekerja sama dengan petani lokal untuk menerapkan pola pertanian secara organik untuk menghasilkan cokelat terbaik.

Tidak hanya mengutamakan keuntungan dalam segi penjualan, Pipiltin Cocoa juga menginisasi gerakan untuk membantu para petani cokelat dengan memberikan bibit cokelat unggul untuk mengejar ketertinggalan. Program ini bernama #1000BibitUntukPetaniBali yang diluncurkan di salah satu platform e-commerce asal Indonesia, yaitu Tokopedia.

3. Endorphins Cookie

Brand lokal satu ini fokus menjual cookies. Leonard Utomo selaku pemilik Endorphins Cookie mengaku bahwa berjualan secara daring awalnya merupakan sebuah tantangan, terutama untuknya yang lebih berpengalaman dalam mengembangkan bisnis secara luring atau offline.

Berdiri saat awal pandemi di tahun 2020 dan dihadapkan dengan momen lebaran juga menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi Endorphins Cookie untuk memenuhi permintaan pasar.

Karena momentum ini, Endorphins Cookie akhirnya mengeluarkan inovasi produk berupa paket hampers dengan berbagai jenis dan harga yang terjangkau. Tidak disangka, reaksi konsumen pun cukup baik dan produk tersebut mengalami permintaan yang tinggi.

“Jadi memang kita di sini lumayan tinggi penjualan hampers khususnya untuk hari-hari besar. Setahun ada empat kali lah peak season kita, Natal, Lebaran ada juga Chinese New Year dan Valentine. Jadi selama 4 season ini biasanya memang penjualan kita lebih banyak ada di hampers,” kata Leonard.

Masih menurut Leonard, pendapatan dari hampers cukup banyak berasal dari korporasi dan individu yang langsung memesan lewat secara online platform e-commerce.

Leonard mengungkapkan berkat berbagai platform e-commerce konsumen semakin tahu produk Endorphins dan menjadi tempat belajarnya untuk terus berkembang dan membesarkan bisnisnya. (adv)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER