Dalam upaya mencegah penyebaran COVID-19 di lingkungan sekolah yang saat ini telah menerapkan PTM, Dinas Pendidikan Aceh akan terus memaksimalkan tugas dan fungsinya untuk memastikan protokol kesehatan terlaksana dengan baik.
—————-
Selama pandemi COVID-19 masih ada, Pemerintah Aceh telah melakukan upaya besar untuk mengurangi dampak pandemi pada sistem pendidikan (sekolah) yang ada. Antara lain dengan meningkatkan akses belajar siswa melalui pembelajaran jarak jauh. Tapi sejak pemberlakukan PTM (pembelajaran tatap muka), karena mulai melandainya kasus penyebaran COVID-19, jajaran pelaku pendidikan harus memanfaatkannya seefektif mungkin untuk mengejar ketertinggalan selama ini.
Sebab hilangnya pembelajaran tatap muka secara berkepanjangan selama ini, telah berisiko terhadap kualitas pembelajaran untuk jangka panjang, baik secara kognitif maupun perkembangan karakter. Maka PTM ini harus benar-benar dilaksanakan secara tepat, dengan tetap mengutamakan protokol kesehatan secara ketat.
Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Alhudri, melalui Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Pendidikan Khusus Layanan Khusus (PKLK) pada Dinas Pendidikan Aceh, Hamdani, mengatakan, Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Aceh bergantung pada penanganan Satgas COVID-19 di daerah.
Namun saat ini, sebut Hamdani, pada umumnya sekolah di Aceh sudah menerapkan PTM dan diperkirakan sudah mencapai 100 persen. Pihak sekolah tentu akan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dalam proses PTM sebagai upaya mengantisipasi ancaman penyebaran COVID-19 kepada siswa, guru dan para tenaga kependidikan lainnya.
“Dalam upaya mencegah penyebaran COVID-19 di lingkungan sekolah, Dinas Pendidikan akan terus memaksimalkan tugas dan fungsinya guna memastikan Protokol Kesehatan terlaksana dengan baik. Apalagi para siswa serta para guru, baik SMA, SMK maupun SLB, rata-rata sudah melakukan vaksin pertama,” kata Hamdani kepada Waspadaaceh.com, di ruang kerjanya, Selasa (15/3/2022).
Menurut Hamdani, karena rata-rata guru dan siswa di Aceh sudah vaksin pertama, baik di SMA, SMK dan SLB, jika kekebalan kelompok sudah terbentuk, sebagaimana ikhtiar bersama, penularan COVID-19 diharapkan tidak terjadi lagi.
Hamdani juga menambahkan, jika dalam proses PTM, ternyata ada siswa yang terpapar COVID-19, maka antisipasi dan mitigasi harus dilakukan, di antaranya isolasi mandiri.
Selain itu, pihaknya juga akan terus memantau proses pembelajaran tatap muka untuk memastikan seluruh satuan pendidikan menerapkan protokol kesehatan dalam melaksanakan setiap kegiatan belajar mengajar.
“Prinsip pembelajaran tatap muka adalah mengutamakan kesehatan dan keselamatan bagi semua warga satuan pendidikan,” jelasnya.
PTM Upaya Tingkatkan Kualitas Belajar Siswa
Dinas Pendidikan Aceh terus berupaya untuk tetap mampu meningkatkan kualitas dan prestasi pendidikan dalam situasi pandemi COVID-19. Baik ketika proses pembelajaran masih diberlakukan secara daring (online) maupun ketika sudah dilaksanakan secara tatap muka seperti sekarang ini.
Saat diberlakukannya pembelajaran jarak jauh atau daring (dalam jaringan), kata Hamdani, sedikit banyak berdampak bagi kualitas pembelajaran siswa. Sehingga dengan adanya pembelajaran tatap muka (PTM) sekarang ini, dihadapkan dapat mengurangi risiko learning loss bagi siswa. Selain itu juga mengurangi risiko terhadap pembelajaran jangka panjang baik secara kognitif maupun perkembangan karakter siswa.
Hamdani mengatakan sesuai dengan harapan Pemerintah Aceh melalui Dinas Pendidikan, menargetkan jumlah siswa yang lulus ke perguruan tinggi baik daerah, luar daerah bahkan luar negeri, jumlahnya terus meningkat.
Pihak Dinas Pendidikan Aceh juga akan menggelar tryout dengan bimbingan belajar agar kualitas dan mutu pendidikan siswa semakin meningkat.
Menurut Hamdani, meskipun di masa pandemi COVID-19, situasi ini menurutnya bukan menjadi penghalang bagi pendidikan Aceh untuk memiliki berbagai terobosan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Terbukti juga, dunia pendidikan mendapat prestasi yang lebih baik di masa pandemi COVID-19 tahun lalu.
“Kita berharap siswa bisa lulus ke Perguruan tinggi di baik daerah, luar daerah hingga luar negeri. Selain akademis siswa harus mampu bersaing dan siap menghadapi dunia kerja dan dunia usaha melalui pendidikan yang berkualitas,” jelasnya.
Pemerataan Pendidikan di Daerah Pelosok
Pemerintah Aceh melalui Dinas Pendidikan, kata Hamdani, terus berupaya melakukan pemerataan mutu pendidikan hingga ke seluruh pelosok daerah.
Kata Hamdani, semua pihak harus memiliki tekad yang sama untuk memajukan pendidikan Aceh dengan target jumlah lulusan sekolah yang diterima di perguruan tinggi terus meningkat setiap tahun.
“Kita bercita-cita melakukan perubahan di sektor pendidikan melalui pemerataan mutu pendidikan di seluruh Aceh, sehingga lulusan SMA, SMK, dan SLB mampu bersaing di tingkat nasional bahkan internasional,” katanya.
Dia juga menambahkan bahwa Dinas Pendidikan Aceh mendorong para guru untuk berinovasi dalam proses belajar mengajar. Yakni model pembelajaran inovatif, merdeka belajar, serta pembelajaran yang berorientasi kepada kebutuhan siswa.
Dinas Pendidikan juga membuka sekolah yang jaraknya jauh dengan sekolah terdekat dengan menghadirkan guru secara bergiliran. Artinya pihaknya melakukan pemerataan tenaga pengajar di sekolah hingga ke pelosok daerah.
“Terobosan baru Disdik untuk pemerataan pendidikan ke daerah terpencil, dengan membuka kelas jauh dengan sekolah terdekat,” ujarnya.
Sehingga lanjutnya materi pembelajaran yang diajarkan juga harus disesuaikan dengan kemampuan siswa di daerah itu sendiri. (Adv)