Minggu, Mei 19, 2024
Google search engine
BerandaInforial Pemerintah AcehPlt Gubernur: 14 Tahun Damai Jadi Refleksi Perjuangan Aceh

Plt Gubernur: 14 Tahun Damai Jadi Refleksi Perjuangan Aceh

Konflik Aceh bermula saat tokoh Aceh Hasan Di Tiro membentuk Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada tanggal 4 Desember 1976. Deklarasi GAM digelar di Gunung Halimon, Pidie, suatu gerakan untuk memisahkan diri dari Indonesia.

Sejak saat itu terjadi konflik bersenjata, ketika Pemerintah RI, mengirimkan lebih banyak pasukan TNI dan Polri, untuk memadamkan gerakan bersenjata GAM. Banyak jatuh korban jiwa dari kedua belah pihak pada konflik berkepanjangan tersebut.

Sampai akhirnya musibah dahsyat, Gempa dan Tsunami, memporak-porandakan Aceh, yang membuat kedua pihak sepakat berdamai. Proses penandatangan perdamaian dilakukan di Helsinki, Finlandia pada 15 Agustus 2005 lalu.

Peringatan hari perdamaian Aceh ke 14 menjadi refleksi dan pengingat perjuangan, dedikasi, dan pengorbanan para tokoh pejuang perdamaian Aceh.

Perdamaian yang dicapai di Helsinki Finlandia haruslah terus dikenang dan dipertahankan sehingga perdamaian Aceh bisa abadi, kata Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, pada acara peringatan Hari Perdamaian Aceh ke 14 di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh, Kamis (15/8/2019).

“Kami merasa sangat bangga dapat berkumpul bersama tokoh-tokoh pejuang perdamaian Aceh, yang tetap mengawal secara intensif keberlangsungan jalannya perdamaian Aceh,” lanjut Nova Iriansyah.

Nova mengatakan, momentum 14 tahun damai Aceh menjadi pengingat atas peluh dan darah pejuang Aceh yang cukup pajang dan sangat melelahkan. Hal itu menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan sejarah masyarakat Aceh untuk menggapai kehidupan yang lebih baik dan bermartabat.

Nova juga mengatakan perdamaian tersebut menjadi kunci dan instrumen penting dalam menyukseskan pembangunan menuju Aceh Hebat dan Sejahtera, Hal itu sesuai dengan tema peringatan Aceh damai ke 14 tahun ini, yaitu “Perdamaian Menuju Aceh Hebat dan Sejahtera”.

Perjuangan menuju damai, kata Nova, tidak selalu berjalan dengan baik, tapi juga dilalui dengan jalan yang susah payah. Namun, hal itu dapat dilalui oleh masyarakat Aceh dengan arif dan bijaksana.

Hal senada juga dikatakan Ketua Badan Reintegrasi Aceh (BRA) M Yunus. Yunus menyebutkan, peringatan yang ke 14 damai Aceh menjadi momentum bagi rakyat Aceh dan sebagai titik tolak dalam rangka mentransformasikan nilai perdamaian kepada masa kini dan masa yang akan datang.

“Perdamaian Aceh dapat menjadi rujukan dan bahan evaluasi atas pelaksanaan perdamaian di seluruh dunia,” kata Yunus.

Yunus menambahkan, banyak poin MoU yang belum lagi terlaksana. Namun demikian, pihaknya akan terus mengupayakan agar semua poin MoU tersebut bisa diimplementasikan.

Memperingati 14 tahun damai Aceh, BRA sedikitnya memberikan 200 hektare lahan kepada 100 kombatan GAM di Kabupaten Pidie Jaya. Dia berharap daerah lain juga bisa meniru apa yang dilakukan Pidie Jaya, yaitu menyediakan lahan bagi kombatan yang terdampak konflik.

“Kami akan terus berupaya untuk medistribusikan tanah lahan kebun ini, oleh sebab itu butuh dukungan dari Plt Gubernur, Walikota/Bupati seluruh Aceh, dan jajaran Satuan Kerja Pemerintah Aceh terkait,” kata M Yunus. (Adv)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER