Banda Aceh (Waspada Aceh) – Ketua Komisi V DPRA, M Rizal Falevi Kirani, menekankan pentingnya langkah cepat yang harus diambil oleh Penjabat Gubernur Aceh, Bustami Hamzah, dalam menyelesaikan berbagai persoalan di Aceh.
“Hal yang paling penting adalah bagaimana Pj Bustami keluar dari comfort zone (zona nyaman). Sejauh mana kemampuannya dalam mengambil kebijakan, termasuk kebijakan strategis, sehingga dapat melahirkan kesejahteraan bagi masyarakat Aceh,” kata Fahlevi dalam diskusi bertajuk “Pj Gubernur Aceh berganti ditunggu gerak cepatnya,” digelar oleh Aceh Resource and Development (ARD) di Banda Aceh, Senin (1/4/2024).
Keharmonisan antara eksekutif dan legislatif menjadi kunci utama. Masyarakat Aceh berharap hubungan ini akan semakin erat di bawah kepemimpinan yang baru.
Falevi menyoroti sempat terjadinya keterlambatan dalam realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) di masa Pj Gubernur Aceh sebelumnya. APBA telah molor selama tiga bulan. Untuk itu dia mengingatkan situasi itu tidak terulang kembali karena dapat berdampak pada peningkatan pengangguran dan melambatnya perputaran ekonomi.
“Kami berharap komunikasi antara eksekutif dan legislatif dapat berjalan dengan baik. Bukan hanya masalah bagi-bagi kue kekuasaan, tetapi bagaimana masyarakat dapat menerima hasil pembangunan,” tuturnya.
Terkait Pekan Olahraga Nasional (PON), Komisi V telah mengirim surat kepada pemerintah untuk mempertanyakan penggunaan dana otonomi khusus dan anggaran PON.
Dia berharap dengan pergantian Pj Gubernur Aceh, diharapkan terdapat formulasi baru yang dapat menguntungkan bagi masyarakat Aceh. (*)
