Banda Aceh (Waspada Aceh) – Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Safrina Salim menghadiri rapat koordinasi dengan tim penggerak PKK Provinsi Aceh dan dinas terkait lainnya.
Rapat koordinasi berlangsung di Pendopo Wakil Gubernur Aceh di Banda Aceh, Selasa (16/2/2021).
Safrina Salim mengatakan BKKBN adalah leading sector stunting di Indonesia dengan target penurunan stunting sebesar 14 persen hingga 2024. Hal itu secara umum seperti yang disampaikan Presiden RI.
“Strategi penurunan angka stunting di Indonesia, ke depan secara bersama-sama dengan kementerian dan mitra BKKBN lainnya, tidak banyak berubah,” kata dia.
Safrina berharap secara nasional khususnya untuk Aceh, strategi percepatannya dilakukan di tingkat desa. Salah satunya dengan menggerakan penyuluh KB, kader PKK, kader Posyandu, dan bidan desa, yang diyakininya bisa menerobos langsung ke hulu.
“Dengan demikian, anak-anak yang lahir di tahun 2021, 2022, 2023, dan 2024, bisa lahir dalam pendampingan dan tidak akan melahirkan anak yang stunting,” imbuhnya.
Ia mengatakan BKKBN memiliki program andalan pencegahan stunting yakni memantau ibu hamil dan keluarga yang memiliki balita untuk didampingi dan dibina.
Sekarang, lanjut Safrina, BKKBN memiliki strategi pencegahan stunting dari hulu yaitu melakukan pendampingan pada calon pengantin dan selama tiga bulan dalam masa screening dibuat kursus pra nikah.
Menurutnya, bagi calon pengantin yang tidak lulus dalam pendampingan tetap bisa menikah, namun dalam pemantauan. Misalnya, pengantin perempuan memiliki riwayat penyakit anemia, maka didampingi sampai membaik kondisinya.
Ketua Tim Penggerak PKK Aceh Dyah Erti Idawati mengatakan rapat tersebut merupakan langkah awal menyatukan persepsi dan keterpaduan dalam pengelolaan dan pelaksanaan 10 program pokok PKK dan percepatan pencegahan stunting di Aceh.
“Kita implementasikan semua program dengan kerja keras, semoga kemiskinan dan stunting bisa turun, dan ini semua harus di barengi dengan kerja keras yang maksimal,” kata Dyah. (Ria-H)