Jumat, April 26, 2024
Google search engine
BerandaDisbudpar AcehOkupansi Hotel di Aceh Capai 85 Persen Saat Libur Lebaran

Okupansi Hotel di Aceh Capai 85 Persen Saat Libur Lebaran

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Tingkat okupansi (hunian kamar) hotel di Provinsi Aceh tercatat mencapai 85 persen pada momentum libur lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah.

“Tingkat okupansi hotel selama libur lebaran mengalami kenaikan, rata-rata mencapai 85 persen di Aceh. Sedangkan untuk wilayah Banda Aceh dan Aceh Besar rata-rata sampai 85-90 persen,” ujar Sekretaris Badan Pimpinan Daerah (BPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Aceh, Octowandi, Rabu (26/4/2023).

Menurutnya, faktor yang menjadi pemicu tingginya tingkat okupansi hotel di Aceh lantaran banyak tamu yang ingin memanfaatkan momentum libur lebaran kali ini untuk berwisata ke sejumlah objek wisata unggulan.

“Banyak tamu lokal yang menginap berasal dari kabupaten atau kota dan Medan ke Banda Aceh, Aceh Besar, serta ke Sabang,” ungkapnya.

Berdasarkan data Disbudpar tahun 2022, jumlah hotel berbintang dan non bintang di Aceh sebanyak 619 unit, dengan rincian 47 hotel bintang dan 572 hotel non bintang. Sedangkan total keseluruhan kamar sebanyak 10.549 unit.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Almuniza Kamal, mengaku bersyukur libur lebaran tahun ini memberikan dampak positif pada peningkatan okupansi hotel di Tanah Rencong.

Menurutnya peningkatan okupansi hotel tersebut didorong oleh melonjaknya kunjungan wisatawan dan adanya beragam penawaran promo menarik dari pihak hotel.

“Kami berharap momentum peningkatan ini dapat terus terjaga sepanjang tahun ini seiring dengan semakin maraknya kegiatan kebudayaan dan kepariwisataan yang akan berlangsung di Aceh,” sebutnya.

Kadisbudpar Aceh turut berterima kasih kepada aparat penegak hukum yang telah mengatur lalu lintas dan menjaga ketertiban di kawasan objek wisata, serta juga kepada para pedagang, pelaku pariwisata dan masyarakat yang terus memberikan pelayanan maksimal sehingga para wisatawan betah di Aceh.

“Adapun hal-hal lain yang masih kurang, seperti terkait kebersihan lingkungan dan toilet, kami terus berbenah bersama-sama karena perubahan itu harus dimulai dari kebiasaan yang baik, agar Aceh menjadi negeri yang tepat dengan slogan peumulia jamee adat geutanyoe (memuliakan tamu adat kita),” tutupnya. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER