Banda Aceh (Waspada Aceh) – Jaringan komunikasi di beberapa kawasan di Sulawesi Tengah terdampak bencana alam gempa dan tsunami, yang sebelumnya terputus dan kurang baik, kini dilaporkan sudah mulai lancar, meskipun belum di semua daerah.
“Komunikasi sudah mulai lancar, tapi belum di semua kawasan,” kata Sutopo Purwo Nugroho, Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dalam jumpa pers Rabu siang (3/10/2018).
Dia juga menyampaikan data terakhir, bahwa jumlah korban tewas akibat bencana alam gempa dengan magnitudo 7,4 diikuti tsunami yang melanda Sulawesi Tengah, terus bertambah, dan kini sedikitnya telah mencapai 1.407 orang.
Sebagaimana dilaporkan BBC News Indonesia, Sutopo mengungkapkan, sebagian korban tewas sudah dimakamkan secara masal.
“Sementara yang luka berat ada 2.549 orang, yang hilang ada 113 orang, dan yang tertimbun 152 orang. Adapun pengungsi jumlahnya lebih dari 73.000 orang dan 65.733 rumah rusak berat,” kata Sutopo di kantor BNPB, Utan Kayu, Jakarta Timur.
Kata Sutopo, korban yang meninggal tercatat dari berbagai daerah, mulai dari Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi, dan Parigi Moutong. Para korban kebanyakan tertimpa reruntuhan bangunan saat gempa, dan kemudian terseret arus ketika tsunami menerjang.
Menurut Sutopo, dari 70.821 warga yang terdampak gempa dan tsunami, telah mengungsi di 141 titik. Jumlahnya ada kemungkinan bertambah, sebab tim SAR masih terus bergerak mencari para korban untuk melakukan proses evakuasi dan penyelamatan korban.
Presiden: Ada Masalah Kemanan
Pagi harinya, sebagaimana dilaporkan BBC News Indonesia, dalam kunjungannya yang kedua kali ke lokasi gempa dan tsunami di Palu, Presiden RI, Joko Widodo, mengakui ada masalah keamanan yang harus juga diatasi.
“Manajemen lapangan (penanganan bencana Palu Donggala) ini memang masih mencari bentuk,” kata Jokowi usai meninjau evakuasi di Hotel Roa-Roa, Palu. Di hotel ini dilaporkan, sedikitnya 30 korban masih tertimbun reruntuhan bangunan.
Ada berbagai masalah, seperti ketersediaan BBM dan alat-alat berat, yang sekarang sudah mulai diatasi. “Sisi keamanan: (pengiriman bantuan dan BBM) harus minta dikawal sekian aparat. Ini kasusnya di setiap peristiwa bencana, berbeda-beda,” kata Jokowi.
Sebelumnya, Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola, meminta aparat keamanan benar-benar mengendalikan kota-kota terdampak bencana. Ia khawatir, kondisi serba terbatas membuat warga lokal bertindak melawan hukum.
“Semua bantuan lewat darat melalui Donggola dan Parigi Mutong, dikawal aparat untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.”
“Masyarakat memaksa meminta barang-barang, ya kondisinya seperti itu, karena bahan makanan yang tidak ada,” ujarnya sebagaimana dilaporkan BBC News Indonesia. (ria)