Banda Aceh (Waspada Aceh) – Kehadiran Partai Perindo (Persatuan Indonesia) di Aceh, disambut dengan berbagai pandangan oleh masyarakat. Ada sambutan positif dan tidak sedikit masyarakat Aceh juga berpandangan negatif.
“Sehingga ujaran kebencian, fitnah dan provokasi kerap dimainkan. Baik yang mekar dari internal partai maupun dari eksternal,” kata Ketua DPW Partai Perindo Aceh, H. Hamdani Hamid, di selala-sela buka puasa bersama pengurus partai Perindo di gedung DPW Perindo Banda Aceh, Minggu (10/6/2018).
Bagi yang berbeda pandangan menilai kehadiran partai Perindo di bumi Serambi Mekkah ini sebagai sebuah momok yang begitu menakutkan. Tapi menurutnya, itu sangat wajar karena penilaian akan selalu berbeda. Pengetahuan dan pengalaman juga memiliki pengaruh kuat pada masyarakat.
Apalagi masyarakat di Aceh, 99 persen nya beragama Islam. Maka sangat wajar isu tertentu dikembangkan untuk menyudutkan partai politik tersebut, kata Hamdani.
Baik buruknya pandangan itu menjadi hal yang lazim dan wajar. Tapi katanya, alangkah baiknya jika masyarakat yang berpendidikan bisa meluruskan dan mengingatkan kembali pada kebenaran.
Menurut Hamdani Hamid, hal seperti itulah yang menyebabkan perkembangan partai Perindo di Aceh berjalan sangat lamban. Butuh perlakuan khusus untuk mengubah cara pandang masyarakat, dari pandangan negatif ke pandangan positif terhadap Perindo.
Beranjak dari pengalaman tersebut, Hamdani mengaku mempunyai kiat tersendiri bagaimana membesarkan partai Perindo di Provinsi Aceh. Katanya, semua itu tidak terlepas dari dukungan logistik dari DPP partai Perindo di Jakarta, sehingga semua program dapat berjalan. Seperti misalnya kunjungan silaturrahmi ke seluruh ulama dan para tokoh yang ada di 23 Kab/Kota se Aceh, adalah menjadi hal yang sangat amat penting. (rel)
