Jumat, Mei 3, 2024
Google search engine
BerandaKeberadaan OTG Perlu Diwaspadai, Tapi Bukan Dikucilkan

Keberadaan OTG Perlu Diwaspadai, Tapi Bukan Dikucilkan

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Setiap OTG atau orang tanpa gejala COVID-19 memiliki potensi sebagai pembawa virus. Untuk itu keberadaan OTG perlu diwaspadai tapi tidak dalam pengertian mengucilkan atau menyikapinya secara berlebihan.

“OTG memiliki riwayat berada di daerah penularan dan kontak erat dengan penderita COVID-19, tapi tidak menunjukkan gejala meski sudah terinfeksi dengan virus Corona,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Aceh, Saifullah Abdulgani atau SAG, Jumat (29/5/2020).

Kata SAG, di sekitar kita, selain terdapat orang dalam pengawasan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), dan penderita Coronavirus Disease 2019 atau COVID-19 yang dalam perawatan, juga ada orang tanpa gejala (OTG). Semua memiliki potensi sebagai pembawa virus Corona.

Dia mengatakan, sudah ada dua kasus terkait OTG di Aceh, yang kemudian terbukti positif COVID-19. Untuk itu dia mengimbau masyarakat untuk waspada, menjaga jarak fisik, tidak berkumpul di tempat ramai, selalu mengenakan masker apabila berada di luar rumah, dan sesering mungkin mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir—selama 20 detik.

Di Aceh sudah pernah ada dua kasus OTG yang kemudian terkonfirmasi COVID-19. Kasus pertama, remaja berinisial AR, 13, asal Bener Meriah. Penderita COVID-19 dari klaster Temboro, Jawa Timur. Dia tidak menunjukkan gejala terinfeksi virus Corona yang serius hingga dia dinyatakan sembuh, usai dirawat di RSUD Manyang Kute, Kabupaten Bener Meriah, beberapa waktu yang lalu.

Kasus kedua, terbaru, OTG yang terkonfirmasi positif COVID-19 berinisial Ik, 38. Warga Kota Banda Aceh itu memiliki riwayat perjalanan ke daerah penularan lokal di Sumatera Utara, namun tidak menunjukkan gejala terinfeksi virus Corona dan kondisinya sehat-sehat saja, kata SAG.

SAG menjelaskan, Ik diketahui positif COVID-19 secara kebetulan. Ik hendak melakukan perjalanan ke luar Aceh. Pada 27 Mei 2020 dia melakukan pemeriksaan PCR swab test secara mandiri untuk memperoleh Surat Keterangan Bebas COVID-19. Hasil analisa cairan tenggorokan dan hidungnya dengan Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR), di Balai Litbangkes Aceh, ternyata Ik terkonfirmasi positif COVID-19.

SAG meyakini virus Corona yang menjangkiti tubuh Ik bukan hasil penularan lokal di Aceh. Sebab, Ik memiliki riwayat perjalanan ke wilayah zona merah penyebaran COVID-19, yaitu Sumatera Utara. Ik diketahui kembali ke Aceh pada tanggal 19 Mei 2020 atau dua hari sebelum “pintu” masuk Aceh di perbatasan Aceh-Sumut ditutup.

“Kini Ik menjalani perawatan di Ruang Isolasi Pinere RSUDZA Banda Aceh, dan kita doakan dia segera sembuh dari COVID-19,” ujar SAG.

SAG menambahkan, setelah diketahui positif COVID-19, keluarga Ik dan orang yang pernah melakukan kontak secara langsung atau kontak erat dengannya akan diperiksa sesuai standar penanganan COVID-19.

Hal tersebut akan dilakukan Tim Surveilans Epidemiologi Gugus COVID-19 Aceh, dan berkoordinasi dengan Tim Gugus Tugas COVID-19 di kabupaten/kota.

Akumulasi Kasus

Selanjutnya Jubir COVID-19 Aceh ini kembali memperbaharui data di bumi Serambi Mekah. Hingga hari Jumat (29/5/2020) jumlah ODP di Aceh sebanyak 2.033 bertambah 4 kasus jika dibandingkan sehari sebelumnya. 46 Orang di antaranya sedang menjalani isolasi mandiri atau dalam pengawasan petugas. Sedangkan 1.987 lainnya sudah selesai menjalani proses pemantauan.

Sementara itu, jumlah PDP sebanyak 103 bertambah 1 kasus jika dibandingkan dengan kemarin. 3 Orang di antaranya sedang menjalani perawatan medis di rumah sakit rujukan COVID-19, sisanya sebanyak 99 orang sudah dinyatakan sembuh dan satu orang meninggal dunia pada Maret 2020 lalu.

Sedangkan pasien positif COVID-19, hingga hari ini sebanyak 20 orang. 2 Pasien masih menjalani perawatan medis, 17 telah dinyatakan sembuh dan 1 orang meninggal dunia pada Maret 2020 lalu.

Kita tetap mengimbau masyarakat untuk selalu menjalankan protokol kesehatan secara disiplin. Tidak panik tapi selalu waspada, katanya.

“Kasus IK dan AR contoh saja. Orang yang secara fisik terlihat sehat, tapi dapat menularkan virus Corona,” tutup SAG. (Ria)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER