Banda Aceh (Waspada Aceh) – Aksi yang digelar oleh sekelompok mahasiswa UIN Ar-Raniry di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) terjadi aksi saling dorong antara pendemo dan aparat keamanan.
Pantauan Waspadaaceh.com, aksi saling dorong ini terjadi ketika tidak ada kesepakatan untuk masuk ke dalam DPRA. Massa yang sudah menyampaikan aksinya sekitar satu jam di luar DPRA , namun belum ada anggota DPRA yang keluar.
Sehingga pendemo memaksa masuk ke dalam Gedung DPRA dan terjadi aksi saling dorong antara pendemo dan petugas keamanan. Aksi dorong tersebut terjadi dua kali.
Namun beberapa saat kemudian, dua anggota dewan tampak menjumpai massa yaitu Tarmizi Panyang dan Tezar.
Meski sudah turun, tidak ada penyelesaian antara pendemo dan anggota DPRA, karena pendemo tetap meminta masuk ke dalam Gedung Parlemen untuk menyampaikan aspirasinya.
Koordinator Lapangan Asbar Kuba, dalam orasinya meminta agar Ketua DPRA Saiful Bahri menemui massa sekaligus melakukan diskusi.
Adapun tuntutannya, mereka meminta agar marwah Aceh dikembalikan dari kezaliman Pemerintah Pusat. Karena itu mereka mengajak seluruh elemen masyarakat Aceh memperjuangkan marwah bangsa Aceh dengan cara, mendesak Pemerintah Republik Indonesia untuk membatalkan surat penunjukan kembali Achmad Marzuki sebagai Pj Gubernur Aceh.
Kemudian, mendesak Achmad Marzuki mengundurkan diri dari jabatan Pj. Gubernur Aceh. Karena, selama satu tahun menjabat sebagai Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki dinilai tidak memberikan dampak yang berarti dalam pembangunan Aceh.
Selanjutnya, massa juga mendesak Pemerintah Pusat untuk menetapkan putra terbaik Aceh sebagai Pj Gubernur Aceh sesuai amanat Undang-Undang Pemerintah Aceh (UUPA).
“Presiden Jokowi stop menzalimi rakyat Aceh, jangan khianati UUPA,” tegasnya.
Sementara itu,anggota DPRA Tarmizi Panyang saat menemui massa, mengatakan dengan tegas bahwa dia sepakat dengan massa menolak keras Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki. Meski anggota DPRA telah menemui, pendemo belum mengundurkan diri sampai berita ini diturunkan. (*)
