Medan (Waspada Aceh) – Sempat anjlok sejak Mei 2020 lalu, kini tercatat sejak Juli ekspor karet Sumatera Utara terus meroket. China tercatat masih mendominasi pasar ekspor terbesar.
Sekretaris Eksekutif Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatera Utara, Edy Irwansyah, dalam keterangan resmi tertulisnya kepada waspadaaceh.com, Rabu (19/8/2020), mengungkapkan, realisasi ekspor Juli terhadap Juni terjadi peningkatan 13,25% dari 28.012 ton menjadi 35.999 ton.
“Ini terus berlanjut peningkatan volume ekspor utamanya masih didorong oleh meningkatnya permintaan dari China,” kata Edy.
Dia menuturkan secara total, volume ekspor 2020 Januari-Juli masih mengalami penurunan 14,5 persen menjadi 202.7126 ton dibandingkan periode yang sama pada Januari-Juli 2019.
Dari sisi produksi, volume pada Juli semakin membaik dibandingkan Juni. Total Produksi Juli sebesar 35.999 ton atau meningkat 19 persen dari volume produksi Juni. Dari total produksi tersebut, 11 persen merupakan konsumsi domestik.
“Melihat kondisisi permintaan saat ini, diperkirakan volume produksi Juli masih mengalami peningkatan,” terangnya. Edy menuturkan, pada Juli 2020, karet Sumut diekspor ke 34 negara.
Sebanyak 6 negara tujuan utama berikut ini mencapai 70,4 persen, yakni (1) China (24 persen), (2) USA (14,7 persen), (3) Jepang (11,1 persen), (4) India (8,1 persen), (5) Turki (6,8 persen), (6) Malaysia (5,8 persen).
“Harga TSR20 di bursa Singapura (SGX) sampai 18 Agustus untuk kontrak September sebesar 131,54 sen AS atau meningkat 13,9 sen AS dibandingkan bulan sebelumnya.
Sejalan dengan itu, peningkatan harga di tingkat petani juga sudah mengalami peningkatan,” tegas Edy. (sulaiman achmad)
