Sabtu, April 27, 2024
Google search engine
BerandaNasionalBSI Fokus Garap Pusat Keuangan Syariah di Dubai

BSI Fokus Garap Pusat Keuangan Syariah di Dubai

Jakarta (Waspada Aceh) – PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI semakin fokus menggarap pasar keuangan di Dubai, UEA (Uni Emirat Arab), sebagai pusat ekonomi syariah dunia. Hal itu seiring dengan penguatan kerja sama oleh Pemerintah Indonesia melalui kunjungan Presiden Joko Widodo ke UEA pada Jumat (1/7/2022).

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, UEA khususnya Dubai adalah pusat ekonomi Islam dan investor keuangan syariah dunia. Untuk itu, potensi ekonomi syariah yang dapat dioptimalkan, setelah BSI Representative Office Dubai hadir di Dubai International Financial Centre (DIFC).

“UAE adalah pusat ekonomi syariah atau keuangan Islam dunia. Tentu potensi pasar yang dapat BSI optimalkan sangat besar di Dubai. Hadirnya kami di Dubai pun akan menjadi penghubung perbankan dan keuangan Indonesia dengan pusat-pusat keuangan syariah dunia. Oleh karena itu, kami akan semakin fokus di Dubai, terlebih belum lama ini Presiden Joko Widodo mempererat hubungan Indonesia dengan pemerintah UEA,” tegas Hery.

Dia menambahkan, dalam jangka pendek maupun menengah, BSI belum memiliki rancana ekspansi ke negara-negara lain. Karena perseroan akan focus memaksimalkan potensi keuangan syariah global di sana untuk mewujudkan BSI sebagai Top 10 Global Islamic Bank berdasarkan kapitalisasi pasar pada 2025.

Secara bisnis, semakin fokusnya BSI menggarap pasar keuangan syariah global di Dubai memiliki alasan kuat. Dubai adalah basis investor di Timur Tengah. Di mana pemerintah Indonesia menerbitkan semua Global Sovereign Sukuk di Nasdaq Dubai. Bahkan sekitar 30% investor Global Sukuk tersebut berasal dari kawasan Timur Tengah.

Kawasan Timur Tengah pun menawarkan potensi bisnis yang sangat besar. Dari sisi perdagangan, Indonesia memiliki volume yang signifikan dengan UEA. Nilai perdagangan Indonesia–UEA pada 2021 mencapai US$4,0 miliar, meningkat 37,88% dibandingkan dengan 2020 yang sebesar US$2,9 miliar.

“Tentunya nilai ekonomi itu berpotensi terus bertumbuh ke depan seiring penguatan kerja sama Indonesia-UEA,” lanjut Hery.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo dan Presiden UEA Sheikh Mohamed bin Zayed bin Sultan Al Nahyan menyaksikan pertukaran dokumen IUAE-CEPA (Indonesia-United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement) yang telah disepakati kedua negara di Istana Al Shatie, Abu Dhabi, pada 1 Juli 2022.

Selain itu, Hery menjelaskan potensi lainnya adalah dari segi diaspora Indonesia, terdapat 1 juta warga negara Indonesia yang tinggal dan bekerja di kawasan Timur Tengah sebagai tenaga migran.

“Pada pekan lalu Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir saat mengunjungi kantor BSI di DIFC, Dubai dan mengatakan kehadiran BSI di UEA tak hanya untuk menjangkau pasar global, melainkan juga melayani kebutuhan perbankan para pekerja migran Indonesia.” kata Erick.

Selain potensi bisnis tersebut, BSI memiliki Representative Office di Dubai International Financial Centre (DIFC). Adapun DIFC merupakan pusat keuangan terkemuka di Timur Tengah, Afrika, dan Wilayah Asia Selatan (MEASA) dengan cakupan total 72 negara yang kurang lebih memiliki total populasi 3 miliar penduduk dengan nominal PDB US$7,7 triliun. (sulaiman achmad)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER