Rabu, Mei 1, 2024
Google search engine
BerandaNasionalBKKBN Aceh Ajak Remaja Cegah HIV/AIDS

BKKBN Aceh Ajak Remaja Cegah HIV/AIDS

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Aceh mengajak dan menggandeng remaja mencegah penularan dan penanganan HIV/AIDS.

“Forum GenRe Aceh sebagai wadah bagi remaja Aceh dalam membantu remaja untuk melewati lima fase perkembangan remaja, merasa perlu mengambil peran dan aksi nyata dalam upaya pencegahan kasus HIV/AIDS di kalangan generasi muda,” kata Kepala Perwakilan BKKBN Aceh Safrina Salim di Banda Aceh, Sabtu (16/12/2023).

Pernyataan tersebut disampaikannya pada peringatan Hari AIDS Sedunia yang diperingati setiap 1 Desember. Kegiatan tersebut berlangsung di halaman Kantor BKKBN Aceh.

Kegiatan ikuti ratusan remaja, baik tergabung ke dalam Forum Generasi Berencana (GenRe) Aceh maupun Komunitas Remaja dari Kota Banda Aceh dan Aceh Besar. Kegiatan dirangkai dengan senam pagu, dialog HIV/AIDS, dan pemeriksaan darah.

Jumlah kasus HIV dan AIDS di Aceh setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hingga Juni 2023, telah mencapai 2.094 orang yang terinfeksi virus mematikan ini. Dari jumlah tersebut, 1.321 penderita terinfeksi HIV, sedangkan 772 lainnya terdiagnosis menderita AIDS.

“Kegiatan ini merupakan upaya BKKBN mencegah perilaku berisiko di kalangan remaja dan untuk menciptakan remaja Aceh yang berkualitas terbebas dari penularan HIV/AIDS,” kata Safrina Salim.

Oleh karena itu, lanjut Kaper BKKBN Aceh, langkah-langkah preventif dan edukasi diharapkan dapat membantu memutus rantai penyebaran penyakit ini dan memberikan perlindungan yang lebih baik bagi masyarakat, khusus generasi muda Aceh.

Tindakan Preventif ini, kata Safrina, merupakan langkah edukasi, kolaborasi, dan aksi nyata dalam pemberian informasi dan pencegahan HIV/AIDS, sehingga remaja Aceh diharapkan mampu secara benar dan sadar dalam menerapkan dan mengaplikasikan Triad KRR.

Serta mendiskualifikasikan tiga insiden (three accident), yaitu katakan tidak pada nikah usia muda, katakan tidak pada seks pra nikah, dan katakan tidak pada narkoba.

Kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) di Indonesia meningkat di 2023.

Secara umum, penularan melalui jalur ibu ke anak menyumbang sebesar 20-45 persen dari seluruh sumber penularan HIV lainnya seperti melalui seks, jarum suntik dan transfusi darah yang tidak aman.

Dampaknya, sebanyak 45 persen bayi yang lahir dari ibu yang positif HIV akan lahir dengan HIV. Dan sepanjang hidupnya akan menyandang status HIV positif.

Dari data Dinas Kesehatan Aceh, terungkap sejak 2004 hingga Juni 2023, tercatat 2.094 orang tertular HIV/AIDS. Tertinggi pada 2023 di Kota Banda Aceh dengan 49 kasus, Kota Langsa dengan 23 kasus, dan Kota Lhokseumawe dengan 9 kasus. Sementara tren menunjukkan dominasi kasus HIV/AIDS di kalangan kaum pria.

Kabid P2P Dinkes Kota Banda Aceh Supriyadi R menjelaskan HIV merupakan retrovirus. Memiliki kemampuan menggunakan RNA dan DNA sel induk untuk membuat virus baru. Selain itu menginfeksi tubuh, memiliki masa inkubasi cukup lama dan menimbulkan gejala AIDS.

“Penularan HIV dapat melalui hubungan seksual, darah atau transplantasi organ dan jaringan. Kemudian dari ibu ke anak,” jelasnya.

Ia menambahkan terdapat empat populasi kunci yang rentan terinfeksi HIV. Seperti waria, wanita pekerja seks (WPS), laki-laki seks laki-laki (LSL), dan pengguna narkoba suntik.

“Namun hubungan seksual sesama jenis atau LSL, menjadi penular terbanyak HIV di Banda Aceh,” tutur nya.

Ia berharap masyarakat dan remaja harus waspada terhadap siklus penularan HIV. Populasi kunci bila sebelum menikah, sebaiknya dilakukan screening HIV.

Jumlah kasus ODHIV tertinggi di Kota Banda Aceh per Oktober 2023 dengan jumlah total 350 kasus. Pria mendominasi dengan jumlah 88 persen dan perempuan 12 persen.

Sementara berdasarkan umur 20-39 tahun sebanyak 93 kasus, 30-39 tahun sebanyak 91 kasus, 40-49 tahun 30 kasus, 50-59 tahun 13 kasus di atas 60 tahun satu kasus.

Sedangkan usia 15-19 tahun dua kasus, 5-14 tahun satu kasus dan 1-4 tahun dua kasus. Sementara berisiko paling tinggi yaitu lelaki seks lelaki (LSL) sebanyak 181 kasus kemudian heteroseksual 89 kasus.

“Infeksi HIV AIDS merupakan salah satu penyakit infeksi menular yang angka kesakitan dan kematiannya cukup tinggi di dunia, sehingga wajib bagi kita untuk waspada agar tidak tertular,” kata Suheir Muzakkir, dokter spesialis penyakit dalam RSUZA Banda Aceh.

Ia menjelaskan, virus HIV dapat bereplikasi cukup cepat dan merusak sistem imun atau kekebalan tubuh. Pada saat imunitas menjadi rendah tubuh semua mikroorganisme atau kuman yang masuk dapat menyebabkan penyakit.

“Virus HIV mampu menyerang sistem imunitas tubuh. Termakan makanan yang mengandung bakteri. Masuk bakteri ke dalam saluran pencernaan bisa menyebabkan diare, masuk ke saluran napas, bisa menyebabkan infeksi saluran napas dan paru, tertinggal di mulut, bisa menyebabkan sariawan atau jamur di mulut,” jelasnya lagi.

Ketika ditanya ODHIV yang masuk ke RSUDZA usia berapa? Dokter Suheir menyebutkan, tren usia sekarang ODHIV yang masuk karena gejala rata rata 20 tahunan.

Sementara waktu virus masuk sampai menimbulkan gejala bisa lima hingga 10 tahun. Artinya penderita tertular di usia belasan tahun yang merupakan usia sekolah.

Ia pun mengajak remaja dan komunitas muda di Aceh sebagai duta remaja dan mengajak remaja lainnya untuk hidup lebih sehat, peka terhadap isu kesehatan dan banyak melakukan aktivitas yang produktif.

Ia juga menyampaikan beberapa gejala yang bisa dicurigai dan segera memeriksakan diri antara lain timbulnya keluhan demam hilang timbul yang berkepanjangan.

“Kemudian penurunan berat badan tanpa sebab yang yang jelas, serta adanya banyak infeksi di waktu yang sama seperti sariawan, diare, infeksi paru, atau infeksi kelamin,” sebut kata Suheir. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER