Selasa, April 30, 2024
Google search engine
BerandaTausiahBangun Komunikasi Santun di Tahun Politik

Bangun Komunikasi Santun di Tahun Politik

Aceh Besar (Waspada Aceh) – Membangun komunikasi yang santun sesuai akhlak islami adalah faktor yang sangat penting sepanjang tahun politik 2024.

Umat Islam perlu berada di garda terdepan dalam menjaga suasana tenang, adem dan harmonis, khususnya dalam masa kampanye dan detik-detik pelaksanaan Pemilu 2024.

“Hindari kata-kata kasar dan saling menyerang pribadi. Karena hal itu menjurus ke praktik ghibah, namimah, bahkan fitnah, yang imbalannya dosa besar,” kata Kepala Pusat Kerohanian dan Moderasi Beragama (PKMB) UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Tgk. H. Saifuddin A. Rasyid, dalam khutbah Jumat di Masjid Jamik Baitul Jannah, Kemukiman Tungkob, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar, Jumat (05/01/24).

“Pembuatan dan penyebaran berita bohong atau hoaks juga merupakan tindakan yang sangat merugikan. Itu tergolong dosa besar, maka marilah santun dalam berpolitik. Utamakan akhlak dalam berkata-kata dan tindakan, berpedoman kepada tuntunan Rasulullah SAW.”

“Ikuti pula anjuran MUI dan MPU, termasuk fatwa MUI Nomor 24 tahun 2017, bahwa setiap muslim yang bermuamalah melalui media sosial diharamkan melakukan ghibah, fitnah, namimah, adu domba, serta penyebaran permusuhan,” urai Imum Syik Masjid Jamik Baitul Jannah ini.

Menurut Tgk. Saifuddin, di samping itu ada ketentuan yang perlu dipedomani yaitu Undang-Undang nomor 19 tahun 2016 tentang Informasi Transaksi Elektronik (ITE) yang mengatur secara ketat cara mengelola informasi.

Undang-undang ini tak luput memuat ancaman penjara dan denda dalam jumlah nilai besar bagi siapa saja yang dinyatakan bersalah. Maka berhati-hatilah menjaga diri dari jebakan keburukan dalam menempuh jalan kebaikan di tahun politik ini.

Ia menjelaskan, muslimin Aceh baru saja memasuki tahun 2024, yaitu tahun yang padat dengan agenda dan isu-isu politik. Tahun ini, ditetapkan sebagai tahun politik, yaitu tahun bangsa Indonesia melaksanakan pemilu, yaitu pesta demokrasi memilih presiden dan wakil presiden, juga memilih para pemimpin yang akan duduk di lembaga legislatif mewakili rakyat dan mewakili daerah. Serta juga memilih gubernur, bupati dan wali kota.

Dalam suasana tahun politik seperti ini, jelasnya, tantangan yang akan kita hadapi, sepanjang tahun ini, dapat dikatakan berat, yaitu tantangan yang memerlukan kecerdasan dan kearifan melewatinya secara aman. Tantangan yang bukan hanya dihadapi oleh para peserta yang bermain di kontestasi pemilu, tetapi juga bagi masyarakat, dan warga bangsa secara keseluruhan.

“Bagi kita, khususnya umat Islam, dari pengalaman penyelenggaraan pemilu dari masa ke masa, dalam tahun politik seperti ini perlu kita cermati kecenderungan akan banyak godaan nafsu yang menerpa,” pesannya.

Tgk. Saifuddin menyampaikan, dalam mencapai keinginan untuk memenangkan pertarungan, orang cenderung melakukan hal-hal buruk, karena nafsu yang menggoda. Hal ini memang telah Allah ingatkan bahwa nafsu dapat mendorong manusia melakukan keburukan (QS. Yusuf: 53),

“Sesungguhnya nafsu benar-benar mendorong manusia berlaku buruk kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Allah”.

Oleh karena itu, merupakan hal penting bagi bangsa ini untuk mengedepankan kecerdasan dan kearifan dalam memasuki tahun politik, yaitu kecerdasan dan kearifan yang tersimpul dalam tekad menjaga diri supaya tetap dalam prinsip dan nilai nilai Islam dan tercermin dalam perilaku akhlak islami.

Bagi umat Islam, baik bagi peserta kontestan pemilu, timses, maupun masyarakat pendukung dan para pemilih, pesta demokrasi mesti kita sikapi sebagai satu momentum menegakkan nilai-nilai islami dan mencapai hasil maksimal, yaitu terpilihnya para pemimpin di berbagai lini yang sejalan dengan misi Islam, yang sesuai dengan perintah Allah Swt.

Jadi mengambil bagian untuk mendukung dan berpartisipasi dalam aktifitas demokrasi dan menyukseskan pemilu tahun ini adalah terbilang ibadah, tentu saja bila aktifitas itu kita bangun atas dasar niat karena Allah.

“We must ensure that we are counted in the record of Allah SWT as people who take the forefront and are determined to choose the best leaders who are in accordance with the commands of Allah and His Messenger,” concluded the lecturer at the Faculty of Adab and Humanities (FAH) UIN Ar-Raniry. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER