Banda Aceh (Waspada Aceh) – Pemerintah Aceh secara resmi membentuk Tim Kerja Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana (R3P) Hidrometeorologi Aceh sebagai langkah strategis dalam penanganan dampak bencana hidrometeorologi yang melanda sejumlah wilayah di Aceh.
Juru Bicara Pemerintah Aceh, Teuku Kamaruzzaman, mengatakan bahwa pembentukan tim tersebut telah ditetapkan langsung oleh Gubernur Aceh melalui Surat Keputusan Gubernur.
“Gubernur Aceh telah menetapkan Tim Kerja R3P Hidrometeorologi Aceh untuk memastikan proses penanganan pascabencana berjalan terencana, terukur, dan berbasis data yang valid,” ujar Teuku Kamaruzzaman, kepada Waspadaaceh.com, Selasa (30/12/2025).
Ia menjelaskan, tim ini memiliki tugas utama melakukan pengumpulan data pascabencana, menyusun dokumen data pascabencana, serta melakukan validasi kebenaran dan klasifikasi data di 18 kabupaten di Aceh yang terdampak bencana hidrometeorologi.
Selain itu, Tim Kerja R3P Hidrometeorologi Aceh juga bertanggung jawab melakukan analisis dampak pascabencana serta penilaian dan verifikasi besaran kebutuhan rehabilitasi dan rekonstruksi.
“Analisis dan verifikasi ini sangat penting sebagai dasar perencanaan rehabilitasi dan rekonstruksi agar bantuan dan program yang dilaksanakan benar-benar sesuai dengan kebutuhan di lapangan,” tambahnya.
Pembentukan tim tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Gubernur Aceh Nomor 300.2/1471/2025 tentang Pembentukan Tim Kerja R3P Hidrometeorologi Aceh, yang kemudian diperbarui melalui Surat Keputusan Gubernur Aceh Nomor 300.2/1480/2025 tentang Perubahan atas SK Tim Kerja R3P Hidrometeorologi Aceh.
Pemerintah Aceh berharap keberadaan tim ini dapat mempercepat proses pemulihan wilayah terdampak bencana serta mendukung pembangunan kembali yang lebih tangguh terhadap risiko bencana di masa mendatang.
Adapun yang tergabung dalam personalia tim kerja R3P Hidrometeorologi Aceh sebanyak 125 orang yang terdiri dari Gubernur Aceh, Mualem sebagai pembina hingga melibatkan narahubung dari 18 Kabupaten/Kota di Aceh yang terdampak bencana banjir dan longsor. (*)
