Minggu, November 24, 2024
spot_img
BerandaNasionalMeski Jarang Kampanye, Elektabilitas Prabowo-Gibran Tinggi, Berikut Alasannya

Meski Jarang Kampanye, Elektabilitas Prabowo-Gibran Tinggi, Berikut Alasannya

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Meskipun jarang kampanye, Pasangan Calon (Paslon) presiden dari nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memiliki elektabilitas tinggi.

Hal itu diungkapkan oleh pengamat politik dari Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam, Jumat (15/12/2023). Menurutnya, ada beberapa alasan yang membuat Paslon ini memiliki elektabilitas tinggi.

Dia menjabarkan yang pertama dari sisi infrastruktur mesin politik. Paslon ini lebih unggul dibandingkan dua paslon lainnya, terutama dari sisi pergerakannya yang dinilainya lebih agresif bergerak.

“Secara postur kekuatan juga memang relatif lebih besar,” kata Umam, sebagaimana yang dikutip dari Kompas.com.

Tentunya hal ini, lanjut Umam, tidak terlepas dari dukungan 9 Partai Politik (Parpol). Kesembilan Parpol itu adalah Gerindra, Golkar, Partai Amanat Nasional dan Partai Demokrat.

Kemudian, Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Gelora, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Garuda, dan Partai Rakyat Adil Makmur (Prima).

“Mereka punya 45 persen, lalu disusul Paslon nomor urut 1 punya 29 persen. Lalu terakhir nomor urut 3 dengan kekuatan mesin Parpol dengan basis kursi di parlemen sekitar 25 persen. Gapnya berarti cukup besar,” tutur Umam.

Selain punya Parpol pendukung yang besar, pasangan Prabowo-Gibran juga di-backup oleh jaringan relawan. Salah satunya, kelompok relawan pendukung Presiden Joko Widodo yang pada Pemilu 2019 lalu turut memenangkan mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

“Sehingga kemudian efek dominonya juga lebih besar,” kata Umam.

Alasannya selanjutnya adalah efek dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Berkali-kali, Prabowo mengatakan bahwa ia akan melanjutkan program-program Jokowi dan merupakan bagian dari “tim Jokowi”.

Karena itu, kata Umam Paslon ini tidak perlu kampanye lebih banyak, karena kubu nomor urut 1 narasinya kontra, kubu nomor urut 3 narasinya agak gamang. Di satu sisi bersikap kritis, di sisi lain bersikap pro terhadap keberlanjutan.

“Relatif lebih mudah bagi publik untuk mencerna bahwa keberlanjutan Jokowi itu lebih konsisten terlihat di kubu 2,” kata Umam.

Tidak turunnya Prabowo sebagai Menteri Pertahanan dan Gibran sebagai Wali Kota Surakarta, menurutnya, juga merupakan strategi yang menguntungkan mereka. Kendati demikian, Umam menilai, kubu Prabowo-Gibran juga tetap perlu lebih intens lagi untuk kampanye.

Sebagaimana yang diketahui, dalam survei Litbang Kompas, Prabowo-Gibran berada di urutan pertama dengan perolehan elektabilitas 39,3 persen, sedangkan pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 16,7 persen dan pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD dengan 15,3 persen. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER