Banda Aceh (Waspada Aceh) – Penipuan afiliasi yang beredar lewat Telegram kini makin meresahkan. Modus yang ditawarkan pelaku terlihat menggiurkan, namun pada akhirnya korban justru jatuh dalam jebakan dan kehilangan uang dalam jumlah besar.
Sri (28) warga Banda Aceh, menjadi salah satu korban penipuan ini. Awalnya, ia tergiur dengan tawaran pekerjaan lewat grup Telegram yang mengklaim bisa menghasilkan uang hanya dengan mempromosikan produk.
Tawaran yang tampak mudah dan menguntungkan ini, membuat Sri mengirimkan sejumlah uang untuk memulai “pekerjaan” tersebut.
“Awalnya saya diminta transfer Rp580 ribu untuk naik ke level ‘Gold’. Katanya nanti saya bisa dapat profit sekitar 902 ribu. Tapi setelah itu, saya diminta transfer lagi Rp1.100.000 untuk naik ke level lebih tinggi,” cerita Sri kepada waspadaaceh.com, Selasa (6/5/2025).
Namun, masalah mulai muncul ketika Sri tidak mampu memenuhi permintaan investasi lebih lanjut. Ia menyadari bahwa uang yang telah ia transfer tidak bisa ditarik kembali.
Bahkan, setelah berusaha menghubungi pihak yang menawarkan pekerjaan, ia tetap tak bisa mendapatkan uangnya kembali.
Sri pun mengungkapkan bahwa ia kehilangan sekitar Rp6 juta akibat penipuan ini. “Saya baru sadar setelah berhenti dan nggak bisa investasi lagi.”
“Ternyata, ini cuma modus buat menarik uang dari korban,” tambahnya.
Teman-teman Sri pun turut menjadi korban, bahkan ada yang harus menjual emas dan berhutang demi ikut “bisnis” ini.
Modus penipuan serupa ini semakin marak, dengan para pelaku memanfaatkan platform Telegram untuk mencari korban.
Dalam beberapa kasus, mereka juga menampilkan bukti transfer palsu dan komisi yang seolah-olah sudah diterima oleh anggota grup lainnya untuk membangun kepercayaan.
Masyarakat diminta untuk lebih waspada terhadap tawaran investasi atau pekerjaan yang terdengar terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Jangan sampai Anda menjadi korban penipuan yang dapat merugikan Anda hingga puluhan juta rupiah. (*)