Jakarta (Waspada Aceh) – Ada pengetahuan spiritual dalam memotret yang terungkap dari tokoh legendaris fotografer Indonesia Darwis Triadi ketika berbincang santai di Biggby Coffee, Mal Senayan Park, Jakarta Pusat, Sabtu (1/4/2023).
Pengetahuan spiritual itu bisa menghasilkan foto yang luar biasa, hidup, indah, cantik, dan berkarakter. Rahasianya, membangun komunikasi positif dengan subyek yang akan difoto terlebih dulu sebelum memotret.
“Ketika energi positifnya terlihat sudah mengalir, jari kita sudah tahu kapan waktunya menekan tombol klik,” kata Darwis Triadi, dalam workshop fotografi perdana dari rangkaian kegiatan yang diselenggarakan Palmerah Syndicate, brand baru yang dikembangkan oleh PT Palmerah Lima Sahabat.
Babeh Darwis—demikian panggilan akrabnya— selanjutnya menceritakan, energi positif yang dialirkan pemotret dengan cara berkomunikasi dengan subyek akan memancarkan keindahan wajah, baik subyek laki-laki maupun perempuan.
“Kebetulan saya suka memotret perempuan. Keindahan itu akan terpancar,” tutur tokoh fotografi yang sejak 2003 mendirikan sekolah fotografi Darwis Triadi School of Photography di Jakarta Selatan.
Tentu saja, untuk memperoleh rasa spiritual, diperlukan jam terbang memotret. “Terus berlatih dan berlatih,” kata Darwis di depan peserta yang sebagian adalah pemilik usaha foto perkawinan.
Menurut Darwis, memotret itu bukan sekadar mengandalkan alat, tetapi juga menguasai komunikasi yang positif serta skill memanfaatkan cahaya yang bersumber utama dari matahari.
Workshop yang dikemas dalam bincang-bincang ini diikuti dengan antusiasme tinggi para peserta. Moderator Yuyun Andriani terpaksa membatasi pertanyaan dari peserta di menit-menit terakhir
Kegiatan menjelang buka puasa itu, selain dihadiri peserta, juga sejumlah wartawan foto ternama, antara lain fotografer senior Oscar Motuloh, Gino F. Hadi, Johnny TG, Danu Kusworo, dan Iwan Setiawan.
Kebetulan para fotografer papan atas tersebut kenal baik dengan para pengelola Palmerah Syndicate yang hadir, sehingga obrolan setelah acara, berlangsung akrab di tepi danau mal tersebut.
Para pengelola Palmerah Syndicate yang hadir Dr Subhan SD, Johnny TG, Try Harijono, dan Mohammad Nasir. Semua mantan wartawan Harian Kompas.
Menurut Direktur Utama Palmerah Syndicate, Mohammad Nasir saat membuka workshop fotografi tersebut, Palmerah Syndicate sengaja menyelenggarakan pelatihan bidang fotografi untuk meningkatkan kemampuan fotografer, sehingga hasil jepretannya tidak tenggelam dalam banjir foto yang mengalir deras di era internet sekarang.
Selain pelatihan foto, Palmerah Syndicate juga menyelenggarakan pelatihan menulis fiksi dan nonfiksi serta kegiatan yang berkait dengan publikasi dan buku. (*)