Kutacane (Waspada Aceh) – Kapolda Aceh Brigjen Pol Wahyu Widada melalui Kapolres Aceh Tenggara, memberi hadiah (bantuan) kepada Nek Sumah,70, seorang nenek yang setiap hari menyeberangi Sungai Alas untuk mengais rejeki menghidupi keluarganya.
Kapolda tergugah dengan perjuangan nek Sumah, yang sempat viral di media sosial (medsos). Dia seorang ibu rumah tangga sekaligus nenek, yang setiap hari mempertaruhkan nyawanya menyeberangi Sungai Alas yang ganas.
Dengan menggunakan ban bekas sebagai pelampung atau rakit, nek Sumah hampir setiap hari menyeberangi sungai deras itu bersama anak dan cucunya. “Tanpa rasa takut, dan tanpa berkeluh-kesah, nek Sumah selalu semangat. Dia menyeberangi sungai ini tiap hari,” kata salah seorang tetangganya.
Kapolres Aceh Tenggara, AKBP Wan Eko Sulistyo, kepada Waspadaaceh.com, Senin (26/10/2020), mengungkapkan latar belakang atau kisah pahit yang dijalani nek Sumah sehari-hari.
Kata Kapolres, nek Sumah mempunyai seorang suami bernama Syarifudin, 72, namun suaminya tersebut menderita sakit sesak napas, sehingga tidak mampu bekerja. Kondisi itu memaksa nek Sumah harus menggantikan sang suami, bekerja mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup enam anak dan lima cucunya yang tinggal serumah dengannya.
Hampir setiap hari nek Sumah nekat menyeberangi Sungai Alas menuju ke kebunya yang terletak di Desa Papalan Kecamatan Lawe Alas. Lokasi kebunnya ini berseberangan dengan tempat tinggalnya. Aktifitas penuh tantangan itu dilakukan nek Sumah sejak 30 tahun lalu hingga saat ini, jelas Wan Eko.
Mendengar perjuangan seorang ibu yang begitu gigih dalam mencari nafkah untuk keluarganya, membuat Kapolda Aceh, Brigjen Pol Wahyu Widaya, manruh rasa simpati.
Maka pada Minggu (25/10/2020), sesuai arahan Kapolda Aceh, Kapolres Agara di dampingi Wakapolres, mengunjungi kediaman ibu Sumah. Wan Eko Sulistyo, menyerahkan bantuan satu unit sepeda, paket sembako dan sejumlah uang sebagai santunan.
Kapolres mengatakan, apa yang disampaikan oleh Kapolda bukan merupakan pencitraan, melainkan sebagai simpati atas perjuangan ibu Sumah dan untuk mengetuk pintu hati para dermawan lainnya agar melakukan hal yang sama. (Sopian)
