Kamis, Mei 2, 2024
Google search engine
BerandaSekolah Muhammadiyah Bireuen Menjadi Model Sekolah Inklusif

Sekolah Muhammadiyah Bireuen Menjadi Model Sekolah Inklusif

Bireuen (Waspada Aceh) – Kepala Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa (PPPPTK TK & PLB), Abu Khaer, kunjungan kerja ke Sekolah Luar Biasa (SLB) Vokasional Muhammadiyah serta kunjungan ke salah satu sekolah penggerak di Kabupaten Bireuen.

Salah satu sekolah penggerak yang ditunjuk oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bireuen adalah SDIT Muhammadiyah. Secara kebetulan kedua sekolah yang dikunjungi ini berada dalam satu komplek yang sama.

Selain SLB dan SDIT, dalam lingkungan sekolah tersebut juga terdapat beberapa jenjang sekolah lainnya, seperti TK IT, SMP IT dan SMA IT Muhammadiyah Bireuen.

Abu Khaer, mengatakan, Minggu (7/11/2021), keberadaan SLB dan peserta didik berkebutuhan khusus di tengah-tengah sekolah regular merupakan satu inspirasi sebuah kehidupan lingkungan pendidikan yang ramah disabilitas.

“Saya terharu melihat komplek pendidikan di Muhammadiyah Bireuen. Anak-anak berkebutuhan khusus berbaur gembira dengan anak-anak lainnya. Mereka dapat bermain, belajar bersama, shalat bersama di mushalla sekolah, saling menghargai, menyayangi dan disayangi. Ini wujud dari budaya sosial inklusif dan tentunya akan berdampak positif untuk perkembangan akademik, emosi dan sosial anak-anak berkebutuhan khusus,” ucap Abu Khaer.

Abu Khaer yang bergelar Master Pendidikan (M.Pd) ini menambahkan, sekolah-sekolah hendaknya dapat melayani anak-anak berkebutuhan khusus sesuai dengan fitrahnya. Melakukan identifikasi dan asesmen agar dapat memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak.

“Regulasi-regulasi yang telah ada, seperti Undang-undang No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas dan Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2020 tentang Penyediaan Akomodasi yang Layak untuk Peserta Didik Penyandang Disabilitas menjadi dasar penguat ketika melaksanakan program-program berkaitan dengan pendidikan yang ramah anak,” tambahnya.

Dia berharap, ikhtiar yang telah dijalankan dalam lingkungan sekolah Muhammadiyah dapat diadopsi, menjadi role model dan menjadi inspirasi bagi lingkungan sekolah lainnya di Aceh.

Turut hadir pada kegiatan tersebut Kepala Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Aceh, Muslihuddin, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Bireuen, Murtadha, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bireuen, Muhammad Al Muttaqin, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bireuen, Athaillah A. Latief, 18 orang kepala sekolah penggerak, para kepala sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dan undangan lainnya. (Ria)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER