Sabtu, Juli 27, 2024
Google search engine
BerandaInforial Pemerintah AcehPlt Gubernur, sekitar Rencana Joint Study 2 Blok Migas di Aceh

Plt Gubernur, sekitar Rencana Joint Study 2 Blok Migas di Aceh

Pelaksana tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, menyambut baik rencana perusahaan Conrad Petroleum untuk melakukan Joint Study di wilayah perairan Barat-Selatan Aceh, khususnya di blok Singkil dan blok Meulaboh.

“Investasi di Aceh akan disikapi dengan welcome,” ujar Nova Iriansyah saat menggelar pertemuan dengan pihak Conard Petroleum di rumah dinasnya, di Banda Aceh, Rabu (7/8/2019).

Conrad Petroleum merupakan perusahaan eksplorasi, pengembangan dan produksi minyak dan gas bumi (migas) asal singapura dengan kantor pusat operasionalnya di Jakarta.

Saat menjamu pihak Conrad di rumah dinasnya itu, Nova meminta agar tahapan Joint Study dilakukan degan terukur dan benar. Sebab, lanjut dia, aktivitas penambangan sumber daya alam sangat rentan dengan kerusakan lingkungan.

“Zonasi dan tata ruang laut juga harus diperhatikan, segala tahapan investasi di Aceh harus mematuhi aturan yang berlaku,” ujar Nova.

Nova sangat berharap beroperasinya perusahaan ini nanti dapat menunjang pertumbuhan ekonomi, menyerap lapangan kerja hingga menurunkan angka kemiskinan.

Sementara itu Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh, Mahdi Nur mengingatkan, agar Conrad melakukan koordinasi yang intens dengan semua stakeholder di Aceh.

“Sebab, dalam proses pengembangan dan pemanfaatan minyak dan gas bumi, Aceh memiliki peraturan khusus yakni PP nomor 23 tahun 2015 tentang Minyak dan Gas Aceh,” tegasnya.

Perlu Keterlibatan Unsyiah

Menyambut paparan Nova, perwakilan Conrad Petroleum, Radian Zuhri Hartama mengatakan telah mengantongi izin dari Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) untuk melakukan Joint Study terhadap wilayah perairan Meulaboh sampai Singkil.

Studi ini untuk menilai potensi minyak dan gas bumi di wilayah tersebut.

“Analisis dan evaluasi teknis ini meliputi penilaian ekonomi geologi, geofisika dan reservoir untuk kegiatan eksplorasi lanjutan,” ujar Radian.

Dalam melakukan Joint Study Assesment (JSA) tersebut, pihaknya saat ini menggandeng beberapa perguruan tinggi, seperti Universitas Pembangunan Nasional Veteran dan Trisakti. Namun ke depan, sambung dia, Conrad juga akan melibatkan kampus lokal, yakni Universitas Syiah Kuala.

Untuk itu, saat proses Joint Study berlangsung, Unsyiah diharapkan dapat ikut bergabung melalui dua kampus tadi.

“Dengan demikian ada transfer pengetahuan yang bermanfaat bagi Unsyiah. Sehingga ke depan Unsyiah juga dapat menjadi salah satu kampus yang ditetapkan pemerintah sebagai rekanan Conrad,” tandasnya.

Radian mengatakan, apabila hasil identifikasi menunjukkan potensi positif, kemungkinan Conrad akan mengembangkannya lebih lanjut.

“Untuk itu, kami berharap adanya iklim investasi positif, seperti persiapan izin dan jaminan keamanan dari pemerintah,” ujar dia. (Adv)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER