Minggu, Januari 26, 2025
spot_img
BerandaEkonomiPj Bupati Iswanto "Iri," Pemasukan Sektor Tambang Kabupaten Banggai 3 T/Tahun

Pj Bupati Iswanto “Iri,” Pemasukan Sektor Tambang Kabupaten Banggai 3 T/Tahun

Lhoknga (Waspada Aceh) – Menarik sekaligus mengejutkan paparan Pj Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto pada media visit dalam rangka peringatan Quarry Day 2024, PT Solusi Bangun Andalas (SBA) di Lhoknga Aceh Besar, Kamis (05/12/2024).

Pendapatan sektor pertambangan untuk Aceh Besar tidak sebanding dengan Kabupaten Banggai, Sulawesi Utara. Di mana, Pejabat Bupati Banggai adalah salah satu sahabatnya di STPDN.

“Pertahun pendapatan sektor tambang di Banggai 3 T,” aku Bupati Iswanto yang baru pulang kunjungan dinas ke kabupaten kaya tersebut.

Memberi sambutan di acara yang dihadiri para ketua organisasi dan perusahaan pers, antara lain SMSI, JMSI, AMSI, IJTI, PWI dan SPS serta para jurnalis, Iswanto tidak merincikan pendapatan sektor tambang sebagai pendapatan asli daerah (PAD).

“APBK Aceh Besar Rp1,9 T. Sudah termasuk 600 miliar utk bantuan desa (Bandes),” sebut Iswanto yang baru terpilih 1 dari 5 pejabat bupati/wali kota terbaik di Indonesia itu. Sedangkan di Kabupaten Banggai, APBK nya sebesar Rp4,5 triliun dan pemasukan terbesar dari sektor tambang Rp3 triliun.

Besarnya pendapatan itu karena sektor tambang yang digarap meliputi minyak dan gas. Sedangkan di Aceh Besar berupa sirtu dan batuan termasuk batu gamping sebagai bahan baku utama pembuatan semen di PT SBA.

Terkait itu, Iswanto yang masa jabatannya akan berakhir setelah pelantikan bupati/wakil bupati terpilih itu mengajak para pemodal dalam dan luar negeri untuk berinvestasi. Karena menurut Iswanto, SDA Aceh Besar sangat kaya, termasuk sektor tambang yang belum banyak dimanfaatkan.

Pj Bupati Aceh Besar, Muhammad Iswanto. (Foto/Aldin

“Kita harap ke depan sektor pertambangan akan menjadi sumber PAD yang luar biasa,” tutup Iswanto. PAD kabupaten ini baru mencapai Rp181 miliar pada tahun 2020.

PT SBA Incar Proper Emas

Pihak PT SBA yang diwakili Rahjuni menjelaskan tentang tantangan yang dihadapi oleh industri semen, seperti kondisi pasar yang oversupply dan kebutuhan akan penerapan teknologi ramah lingkungan.

Namun, SBA, yang telah menjadi bagian dari PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) sejak 2019, terus berinovasi untuk menjawab tantangan ini dengan menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan.

Sebagai perusahaan semen satu-satunya di Aceh yang telah beroperasi sejak 1983, SBA berkomitmen mendukung pembangunan infrastruktur dan perekonomian di provinsi ini.

Hal ini dibuktikan dengan sejumlah pencapaian, seperti raihan PROPER Hijau selama tiga tahun berturut-turut (2021–2023) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta nominasi untuk PROPER EMAS pada tahun 2024.

SBA juga meraih penghargaan Pratama dalam kategori konservasi tambang dan Tamasya Award dari Kementerian ESDM pada tahun ini.

Dijelaskan, produk unggulan SBA, yaitu Semen Andalas, telah memperoleh sertifikasi Green Label Indonesia Level Gold dari Green Product Council Indonesia pada 2021, yang menandakan komitmen perusahaan terhadap produk yang lebih ramah lingkungan.

Sementara kontribusi pendapatan untuk pemerintah dalam bentuk pajak galian dan iuran tetap sebesar Rp17 miliar per Oktober 2024.

Pemateri lain, Said Faisal, Plh Kadis ESDM Aceh, menyampaikan bisnis sektor tambang terdiri tiga aspek, yakni ekonomi, lingkungan dan sosial. Selain itu dia memaparkan perkembangan sektor ini secara umun. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER