Sabtu, Mei 4, 2024
Google search engine
BerandaAcehPeternakan Aceh Optimis Capai Target "Aceh Troe"

Peternakan Aceh Optimis Capai Target “Aceh Troe”

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Kepala Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan (Dinkeswannak) Aceh, Rahmandi, yakin dinasnya mampu membina para peternak untuk memenuhi kebutuhan daging dan telur di Aceh.

Katanya, saat ini kebutuhan telur ayam mencapai 1,3 juta butir/hari, sementara kebutuhan untuk daging sapi di Aceh juga sangat tinggi. Sayangnya, kebutuhan telur ayam untuk Aceh masih tergantung pasokan dari daerah lain, yaitu dari Sumatera Utara.

“Dari produksi telur ayam yang dikelola masyarakat sudah mampu menutupi 10% kebutuhan telur yang didatangkan dari luar, sedang untuk daging sapi dikembangkan daging sapi Aceh dan ternak dengan sistem kawin suntik atau inseminasi buatan (IB),” kata Rahmandi saat ditemui di kantor Diskenwannak Aceh, awal Oktober 2019.

Untuk pengembangan sektor peternakan supaya mencapai target, Rahmadi menyebut, dinasnya akan melakukan kerjasama dengan kabupaten/kota untuk pembinaan produksi telur dan daging.

Saat ini Dinkeswannak memiliki 3 UPTD di Banda Aceh dan Aceh Besar. Ada UPTD yang menyediakan laboraturium, UPTD Pengembangan Sapi, dan UPTD untuk ayam petelur, kata dia.

“Tahun 2020 sudah bisa melakukan sharing penjualan, sekaligus sebagai penjaga kestabilan harga. Sudah ada qanun restribusi sektor peternakan tahun 2018 yang mengaturnya, tinggal menunggu Pergub saja,” jelas Rahmandi.

Sedangkan untuk mencapai target program “Aceh Troe” Dinkeswannak terus melakukan inovasi-inovasi peternakan, seperti produktifitas ternak sapi hasil sistem kawin suntik atau inseminasi buatan dan program Upaya Khusus Sapi Wajib Bunting (Upsus Siwab), untuk mendukung percepatan peningkatan populasi sapi dalam negeri.

“Pemerintah Provinsi Aceh sejak tahun 2018, telah berhasil menggenjot produktifitas ternak sapi hasil sistem kawin suntik atau inseminasi buatan (IB) mencapai 165 persen dari 35.900 ekor anak sapi (pedet) meningkat menjadi 52.215 ekor anak sapi,” ujar Rahmandi.

Namun begitu, pihaknya tetap menjaga kuantitas dan kualitas sapi Aceh. Karena dari survei yang dilakukan pihaknya, peminat sapi Aceh sangat tinggi. Penyebab utamanya karena fanatisme rakyat Aceh pada sapi lokal.

“Untuk sapi Aceh memang punya permintaan tinggi, sehingga ada program khusus untuk sapi Aceh ini, agar populasinya tetap stabil,” demikian Rahmandi. (Ria/i)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER