Aceh Besar (Waspada Aceh) – Husaini, seorang petani timun suri di Desa Miruek Lamreudeup, Kecamatan Baitussalam, Kabupaten Aceh Besar, menikmati hasil panen yang berlimpah selama bulan suci Ramadhan 1445 Hijriyah.
Ia meraup omzet hingga jutaan rupiah dari hasil panen timun suri, buah yang menjadi primadona saat bulan puasa tiba.
Husaini yang telah menggeluti budidaya timun suri selama lima tahun terakhir, mengatakan, selama momen Ramadhan timun suri paling diburu masyarakat untuk minuman berbuka puasa.
“Di bulan Ramadhan timun suri paling diminati, makanya tertarik untuk menanam timun suri,” kata Husaini, Jumat (22/3/2023).
Dari lahan yang tidak terlalu luas, yakni 200 meter persegi, Husaini mampu menghasilkan sekitar 180 buah timun suri setiap kali panen. “Omzet sekali panen bisa mencapai 5 juta dengan modal hanya 1,5 juta rupiah,” ungkapnya.
Menurut Husaini, satu buah timun suri memiliki berat minimal tujuh ons dan maksimal tiga kilogram. Harga jualnya pun bervariasi, mulai dari R 5 ribu hingga Rp25 ribu, tergantung ukuran buah.
Namun, kata Husaini, saat ini dengan kondisi cuaca semakin panas mempengaruhi ukuran buah yang cenderung lebih kecil.
“Jika musim hujan, saya panen setiap 25 hari sekali. Tapi di musim kemarau seperti ini, panen bisa dilakukan 15 hari sekali karena buah cepat matang,” jelasnya.
Timun suri rasanya menyerupai melon. Namun, jika hendak membeli buah yang satu ini, disarankan untuk memilih yang sudah matang di pohon atau bisa ditandai dengan adanya retakan (merekah) di bagian kulitnya.
Untuk menjaga kualitas dan memastikan timun suri sampai ke tangan konsumen dalam kondisi baik, Husaini menggunakan pelepah pisang. Pelepah pisang dimanfaatkan untuk membungkus timun suri, menjaga agar buah tidak mudah kering dan pecah. (*)
