Jakarta – Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) menyerukan kepada umat Islam dan warga Nahdiyin agar tetap tenang dan tidak terprovokasi dengan ujaran menghina Islam yang diucapkan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, baru-baru ini.
“PBNU meminta umat islam dan warga NU tetap tenang dan tidak terprovokasi. Kami mendorong pemerintah untuk aktif melakukan langkah diplomatik guna mencari solusi terbaik untuk menyikapi keadaan ini,” kata Sekretaris Jenderal PBNU, Ahmad Helmy Faishal Zaini, sebagaimana dikutip dari situs resmi NU, Sabtu (31/10/2020).
Sekretaris Jenderal PBNU ini sangat menyayangkan pernyataan dan sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron yang mengungkapkan, Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis di seluruh dunia.
“Pernyataan ini sangat tendensius. Menggelorakan islamophobia dan memiliki dampak besar terhadap perdamaian dunia,” katanya.
Menurutnya, radikalisme dan ekstremisme tidak memiliki agama, sebab bisa dimiliki oleh pribadi beragama apa pun. “Maka, menggelorakan propaganda bahwa Islam merupakan agama radikalis dan ekstremis, jauh sekali dengan kebenaran dan fakta yang ada,” tegas Sekjen PBNU kelahiran Cirebon, 48 tahun yang lalu ini.
Ahmad juga sangat menyayangkan pernyataan dan sikap Macron yang menyebut Islam sedang dalam krisis. Menurutnya, pernyataan tersebut sangat tendensius dan berpotensi membangkitkan islamophobia.
Akibat dari Islamophobia, menurut Ahmad, akan berdampak besar pada perdamaian dunia. Padahal Islam memiliki prinsip rahmatan lil alamin yang mengedepankan kasih sayang dan perdamaian di dunia.
“Sangat tidak benar jika Islam diidentikkan dengan kekerasan. Islam adalah agama rahmah, kasih sayang dan perdamaian,” tegasnya.
PBNU meminta kepada segenap umat Islam dan warga NU untuk bersikap tenang dan tidak terprovokasi.
Sebelumnya dilaporkan, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan, Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis di seluruh dunia. Macron juga menegaskan bahwa Prancis mendukung penerbitan kembali kartun kontroversial Nabi Muhammad oleh majalah satire, Charlie Hebdo, atas nama kebebasan berekspresi.
Akibat pernyataan Macron itu, beberapa negara di Timur Tengah memboikot produk-produk Prancis.
MUI Pusat juga menyerukan pemboikotan produk-produk asal Prancis yang diketahui banyak beredar di Indonesia. (**)