Minggu, Mei 19, 2024
Google search engine
BerandaAcehPakar Transportasi Unsyiah: KMP "Acehhebat" Penyeimbang Konektivitas Antarwilayah

Pakar Transportasi Unsyiah: KMP “Acehhebat” Penyeimbang Konektivitas Antarwilayah

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Satu-satunya profesor bidang transportasi di Aceh yang juga dosen Teknik Universitas Syiah Kuala, Prof Sofyan Saleh, mengatakan, kehadiran tiga kapal KMP Acehhebat sangat positif dan diharapkan akan menjadi penyeimbang transportasi yang terkoneksi (multi moda) di Aceh.

“Moda darat, laut, dan udara itu memang harus terkoneksi secara bersamaan, harus seimbang agar ekonominya berkembang,” kata Prof Sofyan Saleh menyikapi kehadiran tiga kapal Acehhebat, Sabtu (2/10/2020) di Banda Aceh.

Prof Sofyan menyebut, seperti halnya proyek multiyear yang harus berjalan agar ada keseimbangan konektifitas transportasi, begitu juga dengan keberadaan KMP Acehhebat.

“Seperti program Bapak Ibrahim Hasan dahulu, yang membebaskan rakit di wilayah Barat Selatan. Kini kawasan itu menjadi terbuka dan lancar setelah adanya jalan dan jembatan,” kata dia.

“Tujuan (proyek) multiyear saya pikir sama, untuk membuka akses, agar insfrastruktur transportasi di Aceh menjadi baik dan punya konektivitas untuk pengembangan ekonomi antarwilayah,” lanjut Prof Sofyan, satu diantara tiga profesor bidang transportasi yang dimiliki Sumatera.

Menurutnya, infrastruktur dan akses transportasi sangat penting supaya tidak ada daerah yang terisolir, dapat terjangkau, waktu lebih cepat, dan distribusi barang merata.

“Kalau soal anggaran itu persoalan lain. Tapi yang penting infrastrukturnya harus tersedia bagi segelintir orang pun di tengah hutan sana,” jelas Prof Sofyan.

Soal laut sendiri, katanya, transportasi yang dibicarakan bukanlah yang menuju ke negara lain, tetapi menuju ke Pulau Banyak, Pulau Aceh, Sinabang, Sabang, dan lain-lain. Seharusnya itu digalakan sejak dulu yang dimulai dengan subsidi, nanti setelah mulai terbuka baru diberlakukan tarif sebenarnya.

“Kalau dalam transpor itu ada istilah kalau belum berkembang, itu disubsidi oleh pemerintah. Transpor udara dan darat juga sama,” lanjut Prof Sofyan.

Makanya, lanjut Sofyan, sebenarnya kita tidak perlu persoalkan moda udara, moda laut, dan moda darat, yang penting koneksitas terjamin.

Saat ini Pemerintah Aceh melalui Dinas Perhubungan sedang mempersiapkan 3 (tiga) unit kapal ro-ro untuk melayani tiga lintasan yaitu;

1. KMP. Aceh Hebat 1, berkapasitas 1300 GT yang dibangun pada Galangan PT. Multi Ocean Shipyard di Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau melayani lintasan Pantai Barat – Simeulue KMP.
2. Aceh Hebat 2 berkapasitas 1100 GT yang dibangun pada Galangan PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia di Madura, Jawa Timur melayani lintasan Ulee Lheue (Banda Aceh) – Balohan (Sabang).
3. KMP. Aceh Hebat 3 berkapasitas 600 GT yang dibangun pada Galangan PT. Citra Bahari Shipyard di Tegal, Jawa Tengah melayani lintasan Singkil – Pulau Banyak.

Sementara untuk konektivitas darat, Pemerintah Aceh telah memulai membuka isolasi daerah terpencil dengan membangun jalan yang menghubungkan atar kabupaten di Aceh antara lain:

1. Peningkatan Jalan Peureulak-Lokop-Batas Gayo Lues
2. Peningkatan Jalan Batas Aceh Timur-Kota Karang Baru
3. Peningkatan Jalan Sinabang-Sibigo
4. Peningkatan Jalan Batas Aceh Selatan-Kuala Baru-Singkil-Telaga Bakti
5. Peningkatan Jalan Sp. Tiga Redelong-Pondok Baru-Samar Kilang
6. Peningkatan Jalan Nasreuhe-Lewak-Sibigo
7. Peningkatan Jalan Trumon-Batas Singkil
8. Peningkatan Jalan Trumon-Batas Singkil
9. Peningkatan Jalan Batas Aceh Timur – Pining – Blangkejeren
10. Peningkatan Jalan Blangkejeren-Tongra-Batas Aceh Barat Daya

11. Peningkatan Jalan Peureulak-Lokop-Batas Gayo Lues
12. Peningkatan Jalan Peureulak – Lokop – Batas Gayo Lues
13. Peningkatan Jalan Jantho-Batas Aceh Jaya
14. Peningkatan Jalan Batas Gayo Lues-Babah Roet

(Ria/i)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER