Banda Aceh (Waspada Aceh) – Anak GenRe Aceh yang meliputi remaja dan pemuda memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-92 Tahun 2020 lewat ngobrol asik dengan tema “Satu Tanah Air, Satu Bangsa, Satu Bahasa, 92 Tahun Sumpah Pemuda, We Are Youngster, We Are Stronger” di Aceh Besar, Rabu (28/10/2020).
Menghadirkan tiga narasumber yakni Deputi KSPK BKKBN RI M Yani, Wakil Dekan III FMIPA Unsyiah Ilham Maulana, dan Direktur Eksekutif The Leader, Khalida Zia dimoderatori juara favorit Duta GenRe Aceh 2020, Zahra Hunaifa.
Dalam bincang-bincang tersebut, Deputi KSPK BKKBN RI M Yani menuturkan, sumpah pemuda tercetus karena peristiwa-peristiwa yang mendorong seiring berjalannya perubahan masa.
“Hari ini kita duduk di sini kalau mendapat berkah dari Allah. Kalian terpanggil berkiprah di setiap peristiwa apapun, di mana pun. Kalianlah penentu bangsa ini,” ujarnya.
Dikatakan, masa depan ada ditangan pemuda karena selalu berada di titik sentral. Pemuda ditantang bisa memanfaatkan bonus demografi di 2035-2040 mendatang.
Indonesia masuk 10 negara yang kuat ekonominya dan maju tidak semudah membalikkan telapak tangan, semua itu ditentukan oleh remaja sekarang. Jika remaja saat ini tidak bisa memanfaatkan bonus demografi, maka pada masa itu pemuda akan membuka buku sejarah.
“Pertemuan kita hari ini membangkitkan semangat. Di tangan kalian punya tanggung jawab besar. Kalianlah yang akan membawa bangsa ini,” lugas M. Yani.
Wakil Dekan III FMIPA Unsyiah Ilham Maulana berpesan kepada pemuda agar tidak bereuforia pada satu hari di 28 Oktober 2020 saja karena kondisi tersebut akan membuat pemuda rebahan di hari-hari berikut.
“Pemuda yang baik itu selalu berkompetensi dengan dirinya sendiri. Saya selalu mengamalkan dalam hidup. Siapa saya kemarin? Jadi saya harus mengalahkan siapa saya yang kemarin,” bebernya.
Dia menjelaskan, sistem berlomba dalam Islam sesuai firman Allah SWT ‘Berlombalah dalam kebaikan’. Itu bukan berarti lomba dengan orang lain namun dengan diri sendiri. Setiap hari kita harus bergerak. Jika gagal itu memberi pelajaran sehingga akan berhasih jauh lebih baik mendapatkan outcome.
“Kita tidak berhasil mendapatkan juara tapi kita mendapatkan pikiran untuk mendapat juara yang lebih besar kemudian hari. Itu keren! Kalau orang bisa mengambil hikmah setiap pelajaran dari hidupnya maka orang tersebut orang bijaksana. Jangan rebah, berbuat saja,” ajaknya.
Direktur Eksekutif The Leader Khalida Zia menerangkan sumpah pemuda dominan terhadap nasionalisme. Kenapa? Karena dicetuskannya sumpah pemuda pada tahun 1928 menyatukan para pemuda dari berbagai daerah dan berbagai latar belakang harus bersatu untuk Indonesia.
“Itu yang jadi filosofi dasar kenapa sumpah pemuda lahir. Pemuda bersepakat untuk memajukan Indonesia, kita harus bersatu,” terangnya.
Penggerak perempuan di Banda Aceh dan Aceh Besar ini mengajak pemuda mengimplementasikan sumpah pemuda dalam kehidupan sehari-hari. Bukan hanya dibuat sekali setahun atau hanya sebagai momentum belaka.
“Tantangan generasi muda ada banyak karena kita berjenjang-jenjang generasi dan tahap berbeda-beda. Tahap itu perkembangan kehidupan. Semua harus berproses, beradaptasi. Tantangan terbesar pemuda adalah beradaptasi dengan perubahan zaman. Di situlah kemampuan meningkatkan kapasitas diri,” tandas Khalida Zia. (Ria-H)