Banda Aceh (Waspada Aceh) – Tim Reaksi Cepat (TRC) Dinas PUPR Banda Aceh mengoperasikan mobil pompa banjir di kawasan Kolam Pompa Labui. Pengoperasian ini sebagai salah satu upaya pengendalian banjir atau genangan di Kota Banda Aceh terkait guyuran hujan deras dalam beberapa hari terakhir.
“TRC PUPR Banda Aceh siaga banjir. Pengoperasian mobil pompa banjir di kawasan kolam pompa Labui saat ini sedang bekerja. Sesuai arahan pak Wali Kota, kita stand by dan terus memantau genangan,” kata Kadis PUPR Banda Aceh M Yasir kepada wartawan, Rabu (14/12/2022).
Kabid SDA Dinas PUPR Banda Aceh, Fernanda, menambahkan, hal itu dilakukan untuk mencegah banjir kawasan Desa Labui dan prasarana umum Rumah Sakit Pertamedika Banda Aceh. Tim URC juga dengan beranggotakan 20 orang terus siaga untuk menangani kemungkinan terjadi banjir.
Fernanda mengatakan, selain kondisi stasiun rumah pompa siap dioperasikan, Pemerintah Kota Banda Aceh melalui Dinas PUPR siap siaga banjir.
“Kita siap melakukan siaga banjir dengan menyediakan mobil pompa air mobile yang bisa dibawa ke tempat yang diperlukan untuk penyedotan air di kawasan pemukiman penduduk,” ujarnya.
Dia mengungkap, di samping itu Dinas PUPR sudah sejak dua hari lalu hingga kini telah mengerahkan tim lapangan. Dalam hal ini Tim Reaksi Cepat (TRC) yang berjumlah 20 orang untuk melakukan pengecekan pada kondisi pintu-pintu air terutama pada aliran Krueng Aceh yang merupakan limpahan aliran air hujan dari Aceh Besar ke Banda Aceh.
“Di samping pengecekan pintu-pintu air tim juga melakukan kontrol pembersihan sampah-sampah pada saluran primer yang mengarah langsung ke sungai,” ungkapnya.
“Sesuai instruksi Pak Wali. Kita bersiaga untuk penanganan banjir di tengah hujan deras yang mengguyur Banda Aceh dalam beberapa hari ini. Mengingat debit air Krueng Aceh kita juga saat ini sudah naik,” kata Yasir menambahkan lagi.
Yasir mengatakan, sesuai instruksi, pihaknya bersiaga dengan melakukan koordinasi antar OPD untuk siaga. Apalagi, saat ini hujan deras masih terus mengguyur Kota Banda Aceh dan beberapa wilayah sekitar Banda Aceh.
“Kita saling koordinasi dengan camat di wilayahnya masing-masing untuk terus aktif memantau pintu-pintu air yang ada. Mereka juga harus melaporkan apabila ada hal-hal yang menghambat aliran air ke sungai terdekat,” ujarnya. (*)
