Sabtu, April 20, 2024
Google search engine
BerandaNasionalKristanto Hartadi Direktur Eksekutif LPDS yang Baru

Kristanto Hartadi Direktur Eksekutif LPDS yang Baru

Jakarta (Waspada Aceh) – Kristanto Hartadi dilantik menjadi Direktur Lembaga Pendidikan Pers Dr Soetomo (LPDS) Jakarta, Jumat (12/5/2023) di Hall Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta.

Kristanto Hartadi menggantikan direktur eksekutif sebelumnya, Hendrayana, yang telah bertugas menakhodai LPDS selama lima tahun.

Penyerahan SK kepada Kristanto oleh Ketua Dewan Pers Dr Ninik Rahayu dan ditandatangani Ketua Pengurus Yayasan Pendidikan Multimedia Adinegoro, M. Agung Dharmadjaya, disaksikan sejumlah tokoh pers tanah air, antara lain Ishadi SK, Bambang Harymurti yang juga pembina LPDS.

Kristanto usai dilantik mengatakan, bercita-cita ingin menjadikan LPDS seperti Poynter Institute, sekolah jurnalisme ternama di St Petersburg, Florida, Amerika Serikat (AS).

“Saya beberapa kali datang ke sana (The Poynter Institute). Saya selalu kagum dengan tempat pendidikan itu, benar-benar school of journalism, karena memang clear tugasnya adalah menjaga dan memelihara demokrasi,” kata Kristanto seperti dikutip dari detik.com.

Poynter banyak mengadakan pelatihan, kursus dan seminar untuk meningkatkan keterampilan dan kualitas wartawan.

Sementara itu LPDS mengemban tiga tugas pokok, yaitu menyelenggarakan pendidikan di bidang jurnalistik dan manajemen pers, menyelenggarakan pendidikan di bidang lain yang berhubungan dengan penyelenggaraan sarana komunikasi yang baik. Selain itu mengadakan pengkajian, penelitian, pusat dokumentasi, dan pengembangan ilmu jurnalistik.

Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu mengingatkan keberadaan LPDS sangat strategis bagi pers karena bertumpu pada pendidikan. LPDS sebagai lembaga pendidikan pers bukan hanya untuk membangun pengetahuan jurnalistik, tetapi juga memberikan pengalaman tentang praktek kode etik jurnalistik.

Sejarah LPDS

Sidang pleno ke-29 Dewan Pers di Denpasar, Bali, pada 17-19 Juli 1987 mengambil keputusan yang sangat signifikan. Sidang menekankan perlunya mendirikan pusat pendidikan pers. Untuk merealisasikan hal itu Dewan Pers menugasi Jakob Oetama, Dja’far H. Assegaff, dan Zulharmans. Ketiganya bersama anggota Dewan Pers yang lain lalu membentuk Yayasan Pers Dr. Soetomo pada 5 Februari 1988.

Pengurus pertama yayasan terdiri atas: Harmoko, Burhanuddin Muhammad Diah (1917-1996), Zulharmans (1933-1992), Dja’far H. Assegaff, Jakob Oetama, Moerdiono, Profesor Fuad Hassan (1929 – 2007), Soedwikatmono, Kartini Muljadi, Toety Azis (1925-1999), L.E. Manuhua (1925-2003), Atang Ruswita (1933-2003), Sabam Siagian, dan Goenawan Mohamad.

Yayasan mendirikan Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS) pada 23 Juli 1988 di Jakarta. Peresmian LPDS menjadi amat berkesan dengan orasi budayawan Dr. Soedjatmoko (1922-1989), mantan Rektor Universitas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Tokyo.

Yayasan dan lembaga menggunakan nama Dr. Soetomo untuk menghormati salah seorang perintis gerakan kebangsaan Indonesia. Tahun 1908, Soetomo, seorang mahasiswa kedokteran, ikut mendirikan Boedi Oetomo. Soetomo kemudian lebih banyak bergerak di bidang pendidikan dan jurnalistik.

Ia menerbitkan jurnal Soeloeh Indonesia di Surabaya (1925), majalah mingguan Soeloeh Rakjat Indonesia dan harian Soeara Oemoem (1930) yang berhasil menjadi salah satu surat kabar utama di Surabaya dan Penyebar Semangat (1930), majalah berbahasa Jawa yang tetap eksis sampai sekarang.

Dengan mengibarkan nama Dr. Soetomo, LPDS mengemban tiga tugas pokok, yaitu: 1. Menyelenggarakan pendidikan di bidang jurnalistik dan manajemen pers, 2. Menyelenggarakan pendidikan di bidang lain yang berhubungan dengan penyelenggaraan sarana komunikasi yang baik. 3. Mengadakan pengkajian, penelitian, pusat dokumentasi, dan pengembangan ilmu jurnalistik. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER