Banda Aceh (Waspada Aceh) – Peristiwa kebakaran dapur usaha Bakso Hendra-Hendri di Desa Kampung Baru, Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh, pada 8 November 2019 lalu, memunculkan cerita lain. Kini perhatian publik justru tertuju pada keberadaan cagar budaya di area sekitar yang juga ikut terbakar saat itu.
Cagar yang dimaksud adalah makam Sultan Sayyid Jamalul Alam Badrul Munir Jamalullail, sosok yang diyakini sejarah merupakan keturunan langsung dan cucu dari Rasulullah SAW.
“Karenanya kami selaku warga Gampong Baru menanggapi serius upaya penyelamatan makam tersebut,” kata Marwan Yusuf dalam keterangan persnya, Rabu (27/11/2019).
Sehari sebelumnya, Marwan menggelar rapat dengan warga gampong. Pertemuan ini juga melibatkan tuha peut, ketua pemuda, para kepala dusun, sejumlah tokoh masyarakat Kampung Baru serta perwakilan keluarga Sultan Sayyid Jamaloy Alam.
“Dari peserta rapat yang beragam latar belakang profesi ini kita banyak terima masukan, supaya ada langkah-langkah ke untuk penyelamatan cagar budaya makam Sultan Jamalul Alam,” ujar Marwan lagi.
Dirinya juga mengimbau semua pihak agar menjaga makam sultan besar yang pernah tercatat dalam sejarah Aceh tersebut. Senada dengan itu, Ketua Yayasan Darod Donya Aceh yang juga wakil dari keluarga Sultan Jamaloy, Cut Putri mengapresiasi langkah serius dari perangkat gampong.
“Cagar budaya ini merupakan warisan tak ternilai bagi generasi penerus dan kebanggaan bagi bangsa Aceh,” tandasnya.
Terakhir, keuchik meminta warga yang berdiam di dalam area cagar budaya Makam Sultan Jamalul Alam segera memperlihatkan bukti kepemilikan di atas tanah wakaf Poteu Jamaloy. “Ini untuk bahan musyawarah ke depan,” pungkas Marwan.
Seperti diketahui, area Cagar Budaya Makam Sultan Jamalul Alam Badrul Munir Jamalullail terus jadi sorotan. Ada beberapa sebab, diantaranya area yang sebelumnya cukup luas, kini terkurung di antara toilet-toilet dan bangunan warga. Selain itu, cagar tersebut tak punya akses masuk.
Paska peristiwa kebakaran lalu, kabar tentang kondisi makam ini pun menyebar hingga menjadi topik berita nasional dan internasional. (Fuadi)
