Sabtu, Juli 27, 2024
Google search engine
BerandaIbu-ibu di Singkil "Sulap" Limbah Plastik Jadi Barang Bermanfaat

Ibu-ibu di Singkil “Sulap” Limbah Plastik Jadi Barang Bermanfaat

Aceh Singkil (Waspada Aceh) – Sangat kreatif dan inovatif yang dilakukan ibu-ibu di Kecamatan Singkil, Aceh Singkil. Mereka mengumpulkan sampah plastik kemudian dimanfaatkan menjadi beberapa jenis produk yang bermanfaat.

Seperti yang dilakukan salah seorang ibu rumah tangga, Saidah, 56, warga Desa Suka Makmur Singkil. Selain menjadi ibu rumah tangga bagi lima orang anaknya, Saidah yang kesehariannya menerima jahitan baju, kasur maupun tirai ini, sesekali menjadi seorang pemulung untuk mengutip sampah plastik di sekitaran rumahnya.

Sisa limbah rumah tangga berupa plastik detergen maupun plastik minuman, yang dia kumpulkan, kemudian dia pilah dan dirajutnya menjadi tas mau pun peci.

“Sampah pelastik dikumpulkan sendiri dari sekitaran rumah. Kadang anak-anak sekitar yang mengumpulkan diantar ke sini, kita kasi uang jajannya,” kata Saidah kepada Waspada, saat menunjukkan hasil kerajinan tangannya di kantor Camat Singkil, Senin (30/9/2019).

Untuk pembuatan tas maupun peci dari sampah pelastik, bisa memakan waktu hingga 2-3 hari. Sedangkan tas rajutan berbahan tali kur penuh, bisa memakan waktu hingga seminggu.

Saidah menyebutkan, hasil kerajinan tangan yang dikelolanya tersebut saat ini masih dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan lokal. “Untuk Singkil sudah banyak juga yang pakai tas rajutan maupun tas atau peci dari sampah plastik. Untuk luar Singkil masih belum terpromosi,” ucapnya.

Katanya, ibu-ibu sudah menawarkan hasil kerajinan tangan tersebut kepada Dekranas. Namun sampai saat ini belum ada tanggapan. “Sepertinya tidak ada ketertarikan orang Dekranas,” ujarnya.

Untuk harga tas berbahan sisa sampah pelastik senilai Rp80 ribu. Peci Rp50 ribu. Sedangkan harga tas berbahan tali kur bervariasi, melihat jenis besar dan modelnya. Mulai dari Rp60 ribu sampai Rp100 ribu.

Kepala Desa Suka Makmur, Burhan mengatakan, hasil kerajinan tangan yang berasal dari daur ulang sampah pelastik sudah dikelola ibu-ibu setempat sejak 2016. Kerajinan tangan dengan memanfaatkan sampah pelastik itu belum masuk dalam kerajinan tangan Dekranas.

Namun kedepan. katanya, pihaknya akan mempromosikan tas maupun peci hasil daur ulang sampah plastik melalui media sosial. “Jadi jika ada pesanan bisa disediakan para pengrajin,” ucap Burhan.

Selain ibu-ibu Suka Makmur, pengelolaan sampah pelastik menjadi tas untuk kebutuhan rumah tangga ini juga dikelola oleh ibu-ibu warga Desa Siti Ambia Singkil. (Arief)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER