Rabu, April 24, 2024
Google search engine
BerandaNasionalFachrul Razi Presentasikan Perdamaian Aceh di Bangkok

Fachrul Razi Presentasikan Perdamaian Aceh di Bangkok

Bangkok (Waspada): Fachrul Razi, anggota DPD asal Aceh yang membidangi Politik, Hukum, HAM, Perdamaian dan Kerja-sama Luar Negeri DPD-RI, kembali mempresentasikan perdamaian Aceh di Bangkok.

Dalam Training International tersebut, Fachrul Razi, MIP, mempresentasikan proses Disarmament, Demobilization and Reintegration (DDR) yang terjadi dalam proses transformasi di Aceh.

Fachrul Razi memaparkan tantangan dan hambatan proses DDR yang berlangsung dalam proses perdamaian Aceh dari tahun 2005 sampai saat ini.

Menurutnya, meskipun proses telah berlangsung 13 tahun lamanya sejak 15 Agustus 2005 namun Aceh mengalami liku-liku perdamaian yang sangat dinamis dan menarik. Hal ini dapat menjadi model bagi negara-negara lain yang masih mengalami konflik.

“Proses reintegrasi di Aceh juga mengalami proses yang sangat dinamis, namun Aceh mampu mengalami proses transformasi yang penuh tangangan meskipun belum sempurna. Namun budaya dan ketahanan sosial masyarakat serta social capital masyarakat Aceh sangat baik,” jelas Fachrul Razi dalam rilis yang dikirim ke Waspada, Rabu (7/3)

Pasca damai, menurut dia , Aceh memiliki institusi seperti Badan Reintegrasi Aceh (BRA) dan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Aceh (KKR Aceh) yang juga mengalami proses pembentukan dan penguatan secara berkelanjutan.

Muncul beberapa institusi lainnya di Aceh sebagaimana amanah MoU Helsinki, seperti Lembaga Wali Nanggroe, adanya partai politik lokal, hingga lahirnya Badan Pengelola Minyak Aceh dan Badan Pertanahan Aceh sebagai amanat UUPA. Proses lahirnya institusi ini merupakan bagian dari proses transformasi Aceh, namun mengalami proses dinamika dan alot.

Dia juga memaparkan proses transformasi KPA, mantan Tapol/Napol dan korban konflik yang masih mendapatkan hak ekonomi dan sosial, sebagaimana tertera dalam MoU Helsinki. Antara lain kesejahteraan, perumahan yang layak, lapangan kerja yang layak dan modal kerja yang akomodatif serta lahan (tanah) sebagaimana yang dijanjikan oleh pemerintah pusat yang saat ini belum terealisasi. Menurut Fachrul Razi, proses reintegrasi Aceh juga mengalami proses yang kompleks.

Kegiatan ini diikuti para aktifis sosial, mahasiswa dan pekerja perdamaian dari berbagai negara, antara lain Perancis, Inggris, Bangladesh, Liberia, Pakistan, Afganistan, India, Kamboja, Thailand, Nepal, Vietnam Filipina dan Laos.(B01)

BERITA TERKINI

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER