Minggu, Mei 5, 2024
Google search engine
BerandaAcehDosen Umuslim Bireuen Laporkan Penemuan Situs di Batee Iliek ke BPCB Aceh

Dosen Umuslim Bireuen Laporkan Penemuan Situs di Batee Iliek ke BPCB Aceh

Bireuen (Waspada Aceh) – Dosen Univesitas Almuslim (Umuslim), Teuku Cut Mahmud Aziz (Teuku Cut), yang merupakan salah seorang penemu situs Benteng Belanda di Batee Iliek, Samalanga, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh, melakukan kunjungan ke Balai Pelestarian Cagar Budaya Aceh (BPCB Aceh) di Aceh Besar.

Teuku Cut mengatakan kepada Waspadaaceh.com, Kamis (25/6/2020), dalam kunjungan itu dia melaporkan hasil temuan situs benteng peninggalan kolonial tersebut. Dalam kesempatan itu dia diterima empat orang arkeolog, yaitu
Bambang Sakti Wiku Atmojo (Kepala BPCB Aceh), Toto Harryanto, Mita Indraswari, dan Dede Semiawan.

Teuku Cut menceritakan bahwa dia tertarik dengan sejarah di Samalanga karena dari tempat itulah menjadi penentu sejarah berakhirnya perang kolonial Belanda di Aceh (1873-1904).

Bermula tahun 2014, didampingi Mukhtar, pemerhati sejarah dan tokoh masyarakat Batee Iliek, dia mulai melakukan pencarian, menelusuran sejumlah situs sejarah. Salah satunya mencari lokasi benteng Belanda yang menjadi markas pertahanan tentara Belanda puluhan tahun lamanya, kata Teuku Cut.

“Lokasi benteng terletak di Gampong Batee Iliek, dari jalan raya Banda Aceh-Medan berjarak sekitar 1 Km. Situs penting ini berada di areal kebun yang telah dimiliki warga yang luasnya diperkirakan sekitar 2 hektare,” lanjut Teuku Cut.

Dari penjelasan Teuku Cut ini, Kepala BPCB Aceh mengatakan, pihaknya perlu mengetahui status situs terebut terlebih dahulu. “Kami selaku arkeolog memiliki SOP. Sebelum melakukan ekskavasi, terlebih dahulu harus dengan kajian. Baru setelah itu pemetaan. Tidak boleh langsung melakukan penggalian dan pemugaran,” kata Teuku Cut, mengutip pernyataan Bambang Sakti Wiku Atmojo.

Teuku Cut menyampaikan kepada tim arkeolog bahwa temuan ini mendapat sambutan positif dari banyak pihak, seperti dari Ketua DPR Aceh, Dahlan Jamaluddin, tim Plt.Gubernur Aceh dan tim Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Bireuen serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bireuen.

“Harapan dari kami, semua dengan dukungan banyak pihak, mudah-mudahan ada tindak-lanjut dari pertemuan dengan BPCB,” ujar Teuku Cut Mahmud Aziz.

Dia mengatakan, perkenalannya dengan para arkeolog di BPCB Aceh itu tidak terlepas dari jasa Muhammad Faisal Chair, mahasiswa Jurusan Arkeologi Universitas Indonesia, yang mahir berbahasa Belanda, dan pernah melakukan penelitian di Kerkoff Banda Aceh. (Ria)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER