Rabu, Mei 1, 2024
Google search engine
BerandaAcehDi Depan Jokowi Sebut KIA Ladong, Pengusaha Nasional Apresiasi Nova

Di Depan Jokowi Sebut KIA Ladong, Pengusaha Nasional Apresiasi Nova

Jakarta (Waspada Aceh) – Sambutan Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, di depan Presiden Jokowi yang meminta agar presiden memberi dukungan percepatan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun Lhokseumawe, Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong Aceh Besar, dan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas (BPKS) Sabang, mendapat apresiasi dari pengusaha nasional asal Aceh.

Pernyataan Nova itu adalah sebagai bentuk kepedulian Pemerintah Aceh untuk memicu percepatan ekonomi di Serambi Mekkah, kata CEO PT Trans Continent, Ismail Rasyid, dalam pernyataan tertulis yang diterima Waspadaaceh.com, Minggu (23/2/2020).

Sebagai informasi, dalam pidato pada acara Kenduri Kebangsaan di Sekolah Sukma Bangsa, Bireuen, Sabtu (22/2/2020), Nova memohon dan melaporkan hal-hal yang telah dilakukan di bidang ekonomi untuk memacu pertumbuhan ekonomi di Aceh.

“Saya mencatat ada tujuh yang dimohon oleh Pak Plt Gubernur Aceh kepada Bapak Jokowi, yang mayoritas bicara tentang ekonomi. Saya mengapresiasi sambutan yang memberikan optimisme ekonomi Aceh akan bangkit dan investor akan ke sana,” sebut Ismail Rasyid.

Alumni Fakultas Ekonomi Unsyiah ini menyatakan, hal-hal yang diungkapkan oleh Plt Gubernur Aceh itu adalah sebagai salah satu solusi membangun daerah dengan mempercepat KEK, KIA dan BPKS Sabang. Ismail yang sudah berinvestasi di KIA Ladong dan sangat mengharapkan percepatan pembenahan dan penyediaan basik infrastruktur untuk mendukung percepat realisasi investasi sehingga menjadi salah satu daya tarik bagi investor yang akan masuk.

“Kami adalah perusahaan pertama yang ground breaking di KIA Ladong pada Agustus 2019. Hingga sekarang masih melanjutkan pekerjaan dasar dan penataan kawasan, persiapan konstruksi, proses perekrutan karyawan, semua rencana investasi dan pembangunan pasti harus melalui tahapan-tahapannya.”

“Namun kami sudah berkomitmen bersama masyarakat Aceh akan menjadi mitra pemerintah dalam rangka menyukseskan program Aceh Hebat,” ungkapnya.

Ismail melanjutkan, di Ladong segera akan beroperasi Pusat Logistik Berikat (PLB) yaitu sebagai suatu kawasan yang akan menjadi tempat konsolidasi barang-barang atau komoditi unggulan Aceh yang dihasilkan oleh masyarakat untuk tujuan ekspor, dan tempat transit barang-barang impor untuk tujuan industri yang masih mendapatkan fasilitas penangguhan pajak impor.

Dia menyebutkan, alat-alat kerja untuk mendukung PLB seperti forklift, prime mover, trailer, telehandler, tronton dan lain-lain sudah siap beroperasi dan sekarang masih dipusatkan di Hub Regional PT Trans Continent di Sumatera Utara. Peralatan itu siap dimobilisasi kapan saja dibutuhkan yang tentunya menyesuaikan dengan progress PLB ini.

CEO PT Trans Continent itu menambahkan, salah satu alat berat utama untuk menghandle container yaitu reach stacker dengan kapasitas 45 ton, segera dikapalkan dari luar negeri ke KIA Ladong.

“Akan kami proses custom clearance di Banda Aceh sesuai dengan komitmen PT Trans Continent dengan Kakanwil Bea Cukai Aceh, bapak Safuadi, yang sangat cepat merespon serta memberikan guidance yang jelas dengan mengeluarkan izin PLB untuk PT Trans Continent hanya dalam waktu hitungan yang instant,“ jelas Ketua Umum Ikatan Alumni Unysiah di Jakarta dan sekitarnya itu.

Perihal prosedur izin usaha di Aceh, Ismail menyatakan, proses perizinan di Aceh sangat cepat karena sekarang semua pihak sudah sangat serius dan fokus mewujudkan kemandirian ekonomi Aceh.

“Mari kita perbanyak bicara kapal bisnis dan lupakan bicara kapal perang. Kemiskinan di Aceh bisa berkurang jika roda ekonomi berputar di masyarakat. Salah satunya melalui gerbang ekspor-impor dan pelabuhan,” kata Ismail Rasyid, yang Minggu lalu ke India bersama Plt Gubernur Aceh, mengadakan pembicaran bisnis dengan pengusaha dan pemerintah India.

PT Trans Continent merupakan perusahaan yang bergerak di bidang multi moda transport, logistics & supply chain dengan core business di bidang industri pertambangan, perminyakan, energi serta perdagangan domestik maupun internasional. Perusahaan ini mempunyai 19 cabang di Indonesia, dua di luar negeri (Australia & Filipina) serta jaringan kerja di 80 negara. PT Trans Continent dirintis pada 2005 di Balikpapan, Kalimantan, serta memiliki sekitar 400 karyawan dan 450 unit alat-alat kerja, baik ukuran besar, sedang dan kecil.

“Dengan usaha dan kerjasama yang baik, insya Allah kita akan menuju untuk kemandirian ekonomi dan meraih kembali Legacy Aceh,” ujarnya. (Ris)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER