Jumat, April 26, 2024
Google search engine
BerandaNasionalBKKBN Beri Perhatian Khusus kepada Kabupaten Gayo Lues

BKKBN Beri Perhatian Khusus kepada Kabupaten Gayo Lues

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo memberikan perhatian khusus kepada Kabupaten Gayo Lues yang merupakan daerah dengan prevalensi stunting tertinggi di Provinsi Aceh.

Dalam rangkaian kunjungan kerja percepatan penurunan stunting di Provinsi Aceh yang merupakan satu dari 12 provinsi prioritas, Hasto Wardoyo berdialog dengan jajaran forum komunikasi pimpinan daerah (forkopimda) se-Kabupaten Gayo Lues di Blangkejeren, ibu kota Kabupaten Gayo Lues, Jumat (13/01/2023).

BACA: Dukung Pencegahan Stunting, DKP Aceh Bagikan 980 Kg Ikan di Kantor Camat Darul Imarah

Berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 angka prevalensi stunting Gayo Lues 42,9 persen. Prevalensi stunting di kabupaten berjuluk Seribu Bukit tertinggi dibandingkan 22 kabupaten dan kota lain di Aceh. Prevalensi stunting Provinsi Aceh rata-rata adalah 33,2 persen.

Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah Kabupaten Gayo Lues Irwansyah dalam pertemuan mengatakan Pemkab Gayo Lues telah melakukan berbagai upaya mempercepat turunkan stunting, seperti melaksanakan Rembuk Stunting dan melakukan Audit Kasus Stunting.

BACA: Bener Meriah Jadi Tempat Kolaborasi Percepatan Penurunan Stunting di Aceh

Selain itu kata Irwansyah, pihaknya telah melakukan program Bapak Asuh Anak Stunting.

“Kami meminta seluruh organisasi perangkat daerah di Kabupaten Gayo Lues untuk menjadi Bapak Asuh Anak Stunting,” kata Irwansyah.

Kendati demikian Irwansyah mengatakan ada kendala yang menyebabkan stunting di kabupaten yang berada di kaki Gunung Leuser ini punya prevalensi stunting tinggi.

“Kendalanya terkait pola pikir masyarakat terhadap pola asuh dan pemberian asupan makanan. Tingkat pendidikan juga masih rendah,” ujar Irwansyah.

BACA: Ulama Aceh Terbitkan Fatwa Cegah Stunting

Menurut Irwansyah, angka pernikahan dini di daerah berhawa sejuk dan kerap ditutupi kabut ini juga tinggi dan tingkat kemiskinan yang juga tinggi.

“Mungkin, apa yang telah kami lakukan ini belum tepat untuk menurunkan stunting. Karena itu kami memohon arahan dan bimbingan untuk menurunkan stunting di Kabupaten Gayo Lues,” ujar Irwansyah.

Sementara itu, Hasto Wardoyo menyarankan agar Pemkab Gayo Lues memprioritaskan keluarga-keluarga muda dalam upaya mempercepat penurunan stunting dan mencegah lahirnya bayi-bayi stunting yang baru.

BACA: BKKBN Optimis GISA Bantu Percepatan Penurunan Stunting

Hasto juga menjelaskan pentingnya membangun kualitas sumber daya manusia sebab generasi saat ini akan menjadi pemimpin masa depan bangsa Indonesia.

“Keluarga muda harus jadi prioritas dalam percepatan penurunan stunting, sesuai arahan dan pesan Bapak Presiden. Karena itu pendampingan terhadap keluarga-keluarga muda di Gayo Lues harus jadi prioritas utama,” kata Hasto.

Pendampingan kepada keluarga muda itu menurut Hasto, masuk dalam strategi pencegahan stunting dari hulu. Hal ini bisa dilakukan melalui sejak tiga bulan sebelum pernikahan dan juga pendampingan oleh Tim Pendamping Keluarga kepada pasangan usia subur.

BACA: Wapres Berharap Target Prevalensi Stunting 14 Persen pada 2024 Tercapai

Pelayanan KB dan penggunaan alat kontrasepsi bagi Pasangan Usia Subur (PUS), jelas Hasto memiliki pengaruh signifikan terhadap percepatan penurunan stunting.

Hasto juga mengatakan bahaya dari pernikahan muda dan kehamilan di usia remaja. Karena itu, untuk mengatasi pernikahan di usia muda maka Pemkab Gayo Lues harus bekerja sama dengan sekolah-sekolah, kantor Kementerian Agama, dan para ulama.

“Saya optimistis, Kabupaten Gayo ini mampu menurunkan stunting. Kabupaten Gayo Lues adalah lumbung pangan. Maka dengan mengubah pola pikir dan perilaku dari masyarakat, maka stunting bisa diturunkan dan bisa dicegah lahirnya bayi-bayi stunting baru,” jelas Hasto.

Waspada Aceh on TV

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER