“Dari segi arsitektur, terutama pada bentuk atapnya yang bertingkat-tingkat, menggambarkan bangunan ini masih terpengaruh dengan budaya Hindu”
—————————
Oleh: Teuku Cut Mahmud Aziz
Mengunjungi Masjid Indrapuri, orang akan terkesima dengan bentuk arsitektur bangunan yang konon didirikan di atas reruntuhan sebuah candi.
Masjid unik ini berada di Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar, 25 Km dari Kota Banda Aceh. Tepatnya berada di depan pasar tradisional (pasar lama) Pasar Indrapuri. Menuju ke arah masjid, dari arah Jalan Raya Banda Aceh – Medan, pengunjung terlebih dahulu harus melewati jembatan sungai Krueng Aceh.
Di depan dinding pada undakan pertama dekat pintu masuk masjid, tertera keterangan Situs Cagar Budaya Bangunan Masjid Indrapuri. Di situ tertera juga keterangan sejarah bahwa masjid ini dibangun pada masa Sultan Iskandar Muda (1607-1636) di atas bangunan pra Islam.
Dari segi arsitektur, terutama pada bentuk atapnya yang bertingkat-tingkat, menggambarkan bangunan ini masih terpengaruh dengan budaya Hindu. Pernah digunakan sebagai tempat penyelenggaraan penobatan Sultan Aceh, Sultan Muhammad Daudsyah pada 1878, yang merupakan Sultan Aceh terakhir.
Masjid yang berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 18,8 x 18,8 m, dikelilingi tembok setinggi 1,5 meter, berada di undakan keempat yang merupakan undakan tertinggi. Tinggi undakan pertama hingga keempat mencapai 9 meter.
Menuju ke dalam masjid, terlebih dahulu mesti menaiki tangga pada undakan kedua. Di undakan ini terdapat bak penampung air, ada seekor ikan besar warna hitam di dalamnya. Menaiki tangga undakan ketiga akan terlihat menara kayu. Sementara itu, sumur yang digunakan untuk penyucian diri pada masa Hindu terdapat pada undakan pertama (dapat dibaca juga dalam Prosiding Dininta Annisa 2017).
Diperkirakan pada Abad ke-10 M, Kuil Hindu ini dibangun oleh Kerajaan Lamuri. Kuil ini tidak hanya sebagai tempat ritual tapi juga menjadi benteng pertahanan Kerajaan Hindu Poli, yang merupakan Kerajaan Hindu pertama di Nusantara (bukan Kerajaan Kutai di Kalimantar Timur).
Konversi menjadi masjid terjadi pada 1205 M dengan membentuk atap masjid mirip limas dengan tiga tingkat. Bentuk atap ini sebagai bentuk akulturasi Islam-Hindu dan menjadi yang pertama di Nusantara.
Dalam perkembangan selanjutnya, model bangunan atap Masjid Indrapuri dijadikan rujukan bangunan masjid di sejumlah provinsi. Bangunan masjid ini menginspirasi dan mempengaruhi perkembangan arsitektur bangunan masjid di Indonesia (Alfan, D. Beynon & F. Marcello 2016).
Anda termasuk orang yang menyukai masjid memiliki jejak sejarah? Mungkin dengan berkunjung ke Masjid Indrapuri di Kabupaten Aceh Besar ini, Anda akan mendapat jawabannya. Semoga. (**)
- Penulis Dosen Prodi Hubungan Internasional FISIP Universitas Almuslim
- Pemerhati Sejarah dan Budaya