Rabu, Mei 1, 2024
Google search engine
BerandaLaporan KhususRefleksi Pembelajaran Daring dan Harapan PTM untuk Mengejar Ketertinggalan

Refleksi Pembelajaran Daring dan Harapan PTM untuk Mengejar Ketertinggalan

“Alhamdulillah sejauh ini belum ada siswa terpapar COVID-19. Proses pembelajaran Insya Allah berjalan lancar tetapi tetap menerapkan protokol kesehatan”

— Kepsek SMAN 6 Banda Aceh, Khairurrazi —

Sejak penyebaran pandemi mulai melandai di tanah air pada Maret 2020 lalu, sistem pendidikan di Indonesia mengalami tantangan baru. Selama iniĀ  COVID-19 menyebabkan seluruh sistem pembelajaran di lembaga pendidikan dialihkan kepada metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau pembelajaran daring.

Pembelajaran jarak jauh, menyisakan dilema bagi satuan pendidikan khususnya dalam meningkatkan kualitas belajar siswa. Banyak keluhan dari siswa dan orang tua siswa, bahkan dari para guru, karena PJJ memiliki keterbatasan dalam mentransfer ilmu antara guru kepada siswanya.

Beranjak dari persoalan itu, kini pemerintah, khususnya di Provinsi Aceh, sudah mengeluarkan instruksi agar pembelajaran tatap muka (PTM) atau luring kembali diterapkan. Nmun tentu harus dilaksanakan dengan tetap menjunjung tinggi protokol kesehatan demi mencegah penyebaran COVID-19 di lingkungan sekolah.

Dinas Pendidikan Aceh sejak beberapa bulan terakhir ini telah menerapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) kepada seluruh satuan pendidikan (sekolah) untuk merespon dilema pembelajaran daring yang selama ini dikhawatirkan berdampak pada loss learning dan memengaruhi kognitif dan karakter siswa.

Terapkan SOP Prokes dan Sudah Vaksin

Pembelajaran tatap muka (PTM) kini telah diterapkan di SMAN 6 Banda Aceh, salah satu satuan pendidikan di Lamjabat, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh.

Kepala Sekolah SMAN 6 Banda Aceh, Khairurrazi, mengatakan, sesuai dengan instruksi pemerintah (Dinas Pendidikan Aceh), dalam pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), ada beberapa poin yang perlu diperhatikan bagi satuan pendidikan sebagai upaya melindungi siswa, guru dan tenaga kependidikan dari ancaman penyebaran COVID-19.

Proses Belajar mengajar di SMA Negeri 6 Banda Aceh di Lamjabat, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh. (Foto/Cut Nauval)

Pertama, pembelajaran diutamakan dengan sistem daring (online). Kedua, apabila ingin melaksanakan dengan sistem tatap muka (luring), harus menerapkan sistem belajar dua shift sampai empat shift dan mendapat izin dari Tim Satgas Cegah COVID-19 daerah setempat.

Ketiga, jika terdeteksi ada guru, tenaga kependidikan dan/atau peserta didik terkonfirmasi positif COVID- 19, segera dilakukan penyemprotan disinfektan pada ruang belajar/ruang guru sekolah tersebut.

Keempat, jika terdapat guru, tenaga kependidikan, dan/atau peserta didik yang memiliki gejala ispa, tidak diperbolehkan masuk sekolah dan harus melakukan isolasi mandiri. Kelima, jika dalam keluarga guru, tenaga kependidikan terpapar positif COVID- 19, tidak diperbolehkan masuk sekolah.

“Alhamdulillah sejauh ini belum ada siswa terpapar COVID-19. Proses pembelajaran Insya Allah berjalan lancar tetapi tetap menerapkan protokol kesehatan,” tutur Khairurazi saat ditemui Waspadaaceh.com, Kamis (17/3/2022).

Menurut Khairurrazi, pihaknya sangat bersyukur dengan kembalinya diterapkan pembelajaran tatap muka agar pembelajaran bisa dilaksanakan dengan maksimal. Apalagi saat ini 78 persen baik guru maupun siswa sudah vaksin 1 dan vaksin 2.

Namun saat ini dengan sistem pembelajaran tatap muka yang masih terbatas, guru harus lebih ekstra menyiasati agar pembelajaran tetap praktis, efektif dan efisien.

Tanggungjawab Sekolah Meluluskan Siswa Masuk PTN

Kata Khairurrazi, sejak UN dihapus, target dan fokus serta tanggung jawab sekolah adalah mencapai tingkat kelulusan siswa ke perguruan tinggi yang maksimal. “Kalau dulu, tanggung jawab sekolah yang utama adalah mengantar siswa lulus SMA yang maksimal,” tuturnya.

Ada beberapa hal menurutnya menjadi tantangan bagi satuan pendidikan, di antaranya durasi jam belajar yang relatif lebih singkat. Akibat keterbatasan waktu ini para guru perlu berjuang ektra untuk menyiasati agar siswa menguasai materi sesuai dengan tuntutan materi UTBK.

Wakil Ketua Bidang Kurikulum SMA N 6 Banda Aceh, Ernita, S.Pd., M.Pd. (foto/Cut Nauvald)

Menurut Khairurazi, saat ini tuntutan menguasai materi UTBK sangat berat, karena materi tersebut tidak sepenuhnya merupakan muatan kurikulum. Materi UTBK Saintek dan Soshum merupakan perwujudan dari bentuk soal HOTS yang memiliki hubungan lintas kurikulum dan bidang studi yang memiliki tingkat kesulitan yang sangat tinggi.

“Belum banyak guru yg menguasai bentuk-bentuk soal HOTS tersebut, meskipun sudah diperkenalkan dan dilatih beberapa tahun belakangan. Untuk soal-soal UTBK, jangankan siswa, guru pun masih ada yang belum begitu menguasai,” jelasnya.

Selama ini, lanjutnya, strategi yang harus ditempuh oleh sekolah, baik pihak sekolah secara mandiri ataupun secara bersama melalui Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) yaitu melaksanakan Try Out (TO) dan membahas materi UTBK secara bersama-sama baik secara tatap muka, maupun secara daring.

“Sekolah harus berani bermanuver melaksanakan Try Out UTBK dan pembahasan materi UTBK secara maksimal dalam PBM secara berkelanjutan dan terukur dengab frekuensi yang lebih tinggi,” jelasnya.

Refleksi PJJ dan Tantangan PTM Terbatas

Wakil Ketua Bidang Kurikulum SMA N 6 Banda Aceh, Ernita, berharap agar sistem belajar kembali diberlakukan dengan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) normal seperti biasanya. Sebelumnya, saat pelaksanaan metode pembelajaran daring, menurut Ernita, penyampaian materi pembelajaran atau transfer ilmu dari guru kepada para siswa dirasa kurang maksimal.

Dia juga mengatakan selama sistem pembelajaran tatap muka terbatas diterapkan, guru juga harus siap melaksanakan pembelajaran daring untuk siswa jika ada yang terindikasi positif COVID-9.

Secara umum, kata dia, banyak siswa yang masih sangat asing dengan materi uji UTBK yang relatif sulit, karena di dalamnya termasuk juga materi psikologi, hubungan antar-hal, dan berbagai materi lainnya yang terbatas diperoleh dan dikuasai oleh siswa.

“Sebelumnya, dalam mempertimbangkan situasi masa pandemi, selain pembatasan jam belajar juga ada dikurangi capaian indikator dan standar isi. Saat siswa ikut ujian terutama UTBK, soalnya tidak lagi menyesuaikan dengan standar isi yang dikurangi tadi, namun soalnya tetap dengan standar isi yang normal,”ujarnya.

Strategi ke depan yang harus ditempuh yaitu untuk meluluskan siswa ke perguruan tinggi secara maksimal. Sehingga pihak sekolah di bawah koordinasi Dinas Pendidikan Provinsi Aceh melaksanakan workshop dan pelatihan untuk penguasaan materi UTBK kepada para guru secara sungguh-sungguh.

Dia berharap pembelajaran daring ke depan tidak lagi menjadi kegiatan utama, karena sangat kompleks dan dilematis dengan berbagai permasalahannya. Tapi pembelajaran daring harus tetap dilaksanakan untuk melengkapi pembelajaran tatap muka yang masih belum maksimal.

“Alhamdulillah sebagaimana ikhitar kita bersama, dan juga sudah ikut vaksinasi, dan kita harapkan pembelajaran tatap muka bisa normal kembali,” tuturnya

Sementara itu siswa SMA N 6 kelas XII, Tika Nadia, mengaku pembelajaran daring selama ini kurang efektif. Menurutnya dia kesulitan memahami beberapa mata pelajaran dan kesulitan saat berkonsultasi dengan guru melalui zoom meeting.

Tika Nadia, Siswa SMA N 6 kelas XII jurusan IPA. (Foto/Cut Nauval d).

Apalagi saat ini dia sudah memasuki kelas 12, dan menuju persiapan untuk memasuki perguruan tinggi. Dalam hal ini membahas soal-soal UTBK perlu ada pendampingan dari guru secara langsung terutana terkait soal-soal HOTS.

“Selama metode belajar dengan sistem daring kami jadi kurang semangat belajar, apalagi via zoom. Kurang efektif, ada beberapa mata pelajaran memang lebih efektif kalau konsultasi langsung dengan gurunya,” tutur Tika.

Sementara itu saat diberlakukannya pembelajaran tatap muka, dia sangat bersyukur karena bisa lebih leluasa saat ingin berkonsultasi dengan guru di kelas. “Kami juga semangat untuk ikut vaksin. Sebagai ikhtiar juga untuk mencegah terpaparnya COVID-19, karena memang sudah rindu dengan belajar langsung sama guru, belajar kelompok,”ujarnya.

Dia juga berharap agar pembelajaran tatap muka bisa diterapkan kembali secara normal. (Adv)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER