Singkil (Waspada Aceh) – Puluhan pemuda Kec. Gunung Meriah, Aceh Singkil, yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Menggugat (APM) menggelar aksi unjuk rasa, menuntut janji PT Perkebunan Socfindo Lae Butar terkait kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.
Koordinator APM, Suandi Tumangger, bersama pengunjukrasa lainnya Jirin Capah, Sadam dan Wajir Antoro di luar pintu masuk Kantor PT Socfindo, Selasa (17/7/2018) dalam orasinya, menyampaikan 4 poin tuntutan mereka.
Diantara tuntukan itu, menagih janji pengurus PT Socfindo tentang lowongan/lapangan kerja yang pernah dijanjikan dalam kesepakatan MoU tertulis beberapa tahun yang lalu, untuk memperkerjakan putra daerah.
PT Socfindo diminta melepaskan lahan HGU 100 Meter dari badan jalan untuk pengembangan tata kelola ruang dan wilayah Kec. Gunung Meriah, Kabupaten Aceh Singkil. Meminta PT Socfindo agar menerima Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit masyarakat, mengacu kepada peraturan Undang-Undang Nomor 39 tahun 2014 tentang perkebunan.
Mereka juga mendesak agar perusahaan merelokasi Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) milik PT Socfindo Lae Butar ke wilayah yang jauh dari pemukiman penduduk. Karena dinilai sudah tidak layak untuk beroperasi di kawasan pemukiman padat penduduk perkotaan, karena mengganggu kenyamanan dan kesehatan masyarakat sekitar.
Setelah sekira 1 jam berorasi, aksi sempat memanas setelah para pengunjuk rasa menggoyang pintu pagar kantor, lantaran Adm Perusahaan PT Socfindo tidak bersedia keluar menanggapi tuntutan mereka.
Selain empat tuntutan tersebut, aliansi pemuda juga mendesak ketua PUK – SPSI (Serikat Pekerja Seluruh Indonesia) untuk bertanggung jawab dan membela aspirasi karyawan.
“Mana SPSI Setiap bulan kalian kutip uang dari karyawan, mana perjuangan kalian untuk karyawan,” seru Sadam orator lainnya.
Adm didampingi pihak Group PT Socfindo menemui para pengunjuk rasa. Adu argumentasi pun berlangsung dan sempat memanas antara pengunjuk rasa dan perwakilan Group PT Socfindo Ismali Andrian.
Suasana kembali mendingin setelah pihak perusahaan meminta dilakukan mediasi di kantor perusahaan bersama 7 perwakilan pemuda. (arief helmy)
